1. Kohesi (Cohession)
1.1. Pengertian Kohesi
Kohesi merupakan aspek formal bahasa dalam wacana. Dengan itu kohesi
adalah 'organisasi sintaktik. Organisasi sintaktik ini adalah merupakan
wadah ayat-ayat yang disusun secara padu dan juga padat. Dengan susunan
demikian organisasi tersebut adalah untuk menghasilkan tuturan. Ini
bermaksud bahawa kohesi adalah hubungan di antara ayat di dalam sebuah
wacana, baik dari segi tingkat gramatikal maupun dari segi tingkat
leksikal tertentu. Dengan penguasaan dan juga pengetahuan kohesi yang
baik, seorang penulis akan dapat menghasilkan wacana yang baik.
1.2. jenis-jenis Kohesi
a. Kohesi Gramatikal
Kohesi gramatikal adalah kepaduan bentuk bagian-bagian wacana yang diwujudkan ke dalam sistem gramatikal.
Secara lebih rinci, aspek gramatikal wacana meliputi:
1 Pengacuan ( Refrensi )
Pengacuan
atau referensi adalah salah satu jenis kohesi gramatik yang merupakan
satuan lingual tertentu yang mengacu pada satuan lingual lain yang
mendahului atau mengikutinya. Berdasarkan tempatnya, apakah acuan itu
berada di dalam teks atau di luar teks, maka pengacuan dibedakan menjadi
dua jenis yakni (1) pengacuan endofora, apabila acuannya berada atau
terdapat dalam teks wacana itu, (2) pengacuan eksofora, apabila acuannya
berada atau terdapa di luar teks.
2 Subtitusi
Subtitusi adalah hasil penggantian unsure bahasa oleh unsure lain dalam
satuan yang lebih besar untuk memperoleh unsure-unsur pembeda atau
untuk menjelaskan suatu struktur tertentu. Subtitusi merupakan hubungan
gramatikal, lebih bersifat hubungan kata dan makna. Subtitusi dalam
bahasa Indonesia dapat bersifat nominal, verbal, klausal, atau campuran.
3 Elipsis
Elipsis adalah peniaadaan kata atau satuan lain yang ujud asalanya
dapat diramalkan dari konteks bahasa atau luar bahasa. Ellipsis dapat pula dikatakan penggantian nol ; sesuatu yang ada tetapi tidak diucapakan atau tidak dituliskan.
4 Konjungsi
Konjungsi adalah yang dipergunakan untuk menggabungkan kata dengan
kata, frasa dengan frasa, kalusa dengan klausa, kalimat denagn kalimat,
atau peragraf dengan paragraph.
Konjungsi dalam bahasa Indonesia dapat dikelompokkan atas :
a) konjungsi adversative : tetapi, namun
b) konjungsi kausal : sebab, karena
c) konjungsi korelatif : entah/entah, baik/maupun
d) konjunsi subordinatif : meskipun, kalau, bahwa
e) konjungsi temporal : sebelum, sesudah
b. Kohesi Leksikal
Kohesi leksikal adalah hubungan antar unsure dalam wacana secara
semantik. Hubungan kohesif yang diciptakan atas
dasar aspek leksikal, denga pilihan kata yang
serasi, menyatakan hubungan makna atau relasi semantic
antara satuan lingual yang satu dengan satuan lingual yang lain dalam
wacana. Aspek leksikal dalam wacana dibedakan
menjadi enam yakni :
1 Repetisi
repetisi adalah pengulangan satuan lingual yang dianggap
penting untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai.
2 Sinomini
Sinomini
dapat diartikan sebagai nama lain untuk benda atau hal yang sama atau
ungkapan yang makna nya kurang lebih sama dengan ungkapan lain. Sinomini merupakan salah satu aspek leksikal untuk mendukung kepaduan wacana.
3 Antonimi
Antonimi
dapat diartikan sebagai nama lain untuk benda atau hal yang lain,
satuan lingual yang maknanya berlawan/berposisi dengan satuan lingual
yang lain.
4 Kolokasi
Kolokasi atau sanding kata adalah asosiasi dalam menggunakan pilihan kata yang cenderung digunakan secara berdampingan.
5 Hiponimi
Hiponimi dapat diartikan sebagai satuan bahasa yang maknanya dianggap merupakan bagian dari makna satuan lingual yang lain.
6 Ekuivalen ( kesepadanan)
Ekuivalen
adalah hubungan kesepadanan antara satuan lingual tertentu dengan
satuan lingual yang lain dalam sebuah paradigma. Dalam hal ini, sejumlah
kata hasil proses afisasi dari morfem asal yang sama menunjuk adanya
hubungan kesepadanan.
2. Koherensi
2.1 Pengertian Koherensi
Dalam sebuah kamus besar dapat dibaca keterangan mengenai koherensi sebagai berikut
(1) kohesi; perbuatan atau keadaan menghubungkan, memperlihatkan,
(2).Koneksi; hubungan yang cocok dan sesuai atau ketergantungan satu
sama lain yang rapi, beranjak dari hubungan-hubungan alamiah
bagian-bagian atau hal-hal satu sama lain, seperti dalam bagian-bagian
wacana, ataui argumen-argumen suatu rentetan penalaran.
Dari
pengetian yang tertera pada kamus tersebut dapat dilihat bahwa tidak
terlihat perbedaan nyata koherensi dan kohesi. Koherensi adalah
pengaturan secara rapkenyataan dan gagasan, fakta dan ide menjadi suatu
untaian yang logis sehingga mudah memahami pesan yang dikandungnya (
Wohl, 1978 : 25)
2.2 Jenis-jenis Koherensi
Aneka sarana keutuan wacana dari segi makna menurut Harimurti Kridalaksana (1978) yakni :
1 hubungan sebab akibat
2 hubungan alasan akibat
3 hubungan sarana hasil
4 hubungan sarana tujuan
5 hubungan latar kesimpulan
6 hubungan hasil kegagalan
7 hubungan syarat hasil
8 hubungan perbandingan
9 hubungan parafratis
10 hubungan amplikatif
11 hubungan aditif temporal
12 hubungan aditif non temporal
13 hubungan identifikasi
14 hubungan generic spesifik
15 hubungan ibarat
Harimurti Kridalaksana ( 1984: 69 ), mengemukakan bahwa sebenarnya adalah hubungan semantis. Artinya hubungan itu terjadi antaraproposisi.
1 Hubungan Amplikatif
Hubungan Amplikatif adalah hubungan yang salah satu bagian kalimatnya
memperkuat atau memperjelas bagian kalimat lainnya. Misalnya dalam
kalimat “ Orang buta itu tidak bisa menyabrang. Seberangkan dia agar
melewati jalan itu”.
2 Hubungan Kausalitas
Hubungan kausalitas merupakan hubungan sebab-akibat. Misalnya pada
kalimat “ Mengapa Rani bisa jatuh dari sepeda motor?”. Tentunya kalimat
ini menimbulkan jawaban misalnya, karena ia sangat kencang mengendarai
sepeda motornya. Kedua kalimat diatas sudah mengandung hubungan kausalitas.
Makalah Rahel Silalahi
http://rahel-sastraanak.blogspot.com/2011/05/analisis-kohesi-dan-koherensi-koran.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar