Rabu, 08 Agustus 2012

KEPADUAN WACANA

1.      Kohesi (Cohession)
1.1.   Pengertian Kohesi
            Kohesi merupakan aspek formal bahasa dalam wacana. Dengan itu kohesi adalah 'organisasi sintaktik. Organisasi sintaktik ini adalah merupakan wadah ayat-ayat yang disusun secara padu dan juga padat. Dengan susunan demikian organisasi tersebut adalah untuk menghasilkan tuturan. Ini bermaksud bahawa kohesi adalah hubungan di antara ayat di dalam sebuah wacana, baik dari segi tingkat gramatikal maupun dari segi tingkat leksikal tertentu. Dengan penguasaan dan juga pengetahuan kohesi yang baik, seorang penulis akan dapat menghasilkan wacana yang baik.
1.2.   jenis-jenis Kohesi
a.      Kohesi Gramatikal
Kohesi gramatikal adalah kepaduan bentuk bagian-bagian wacana yang      diwujudkan ke dalam sistem gramatikal.
            Secara lebih rinci, aspek gramatikal wacana meliputi:
1        Pengacuan ( Refrensi )
Pengacuan atau referensi adalah salah satu jenis kohesi gramatik yang merupakan satuan lingual tertentu yang mengacu pada satuan lingual lain yang mendahului atau mengikutinya. Berdasarkan tempatnya, apakah acuan itu berada di dalam teks atau di luar teks, maka pengacuan dibedakan menjadi dua jenis yakni (1)  pengacuan endofora, apabila acuannya berada atau terdapat dalam teks wacana itu, (2) pengacuan eksofora, apabila acuannya berada atau terdapa di luar teks.
2        Subtitusi
            Subtitusi adalah hasil penggantian unsure bahasa oleh unsure lain dalam satuan yang lebih besar untuk memperoleh  unsure-unsur pembeda atau untuk menjelaskan suatu struktur tertentu. Subtitusi merupakan hubungan  gramatikal, lebih bersifat hubungan kata dan makna. Subtitusi dalam bahasa Indonesia dapat bersifat nominal, verbal, klausal, atau campuran.
3        Elipsis
            Elipsis adalah peniaadaan kata atau satuan lain yang ujud asalanya dapat diramalkan dari konteks bahasa atau luar bahasa. Ellipsis dapat pula dikatakan penggantian nol ; sesuatu yang ada tetapi tidak diucapakan atau tidak dituliskan.
4        Konjungsi
            Konjungsi adalah yang dipergunakan untuk menggabungkan kata dengan kata, frasa dengan frasa, kalusa dengan klausa, kalimat denagn kalimat, atau peragraf dengan paragraph.
Konjungsi dalam bahasa Indonesia dapat dikelompokkan atas :
a)      konjungsi adversative : tetapi, namun
b)      konjungsi kausal : sebab, karena
c)      konjungsi korelatif : entah/entah, baik/maupun
d)     konjunsi subordinatif : meskipun, kalau, bahwa
e)      konjungsi temporal : sebelum, sesudah


                  b. Kohesi Leksikal

                        Kohesi leksikal adalah hubungan antar  unsure dalam wacana secara                        semantik. Hubungan  kohesif yang diciptakan atas dasar aspek leksikal, denga                        pilihan kata yang serasi, menyatakan hubungan makna atau relasi semantic                 antara satuan lingual yang satu dengan satuan lingual yang lain dalam wacana.                     Aspek leksikal dalam wacana dibedakan menjadi enam yakni :
1        Repetisi
repetisi adalah pengulangan satuan lingual yang dianggap 
penting untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks yang  sesuai.
2        Sinomini
Sinomini dapat diartikan sebagai nama lain untuk benda atau hal yang sama atau ungkapan yang makna nya kurang lebih sama dengan ungkapan lain. Sinomini merupakan salah satu aspek leksikal untuk mendukung kepaduan wacana.
3        Antonimi
Antonimi dapat diartikan sebagai nama lain untuk benda atau hal yang lain, satuan lingual yang maknanya berlawan/berposisi dengan satuan lingual yang lain.
4        Kolokasi
Kolokasi atau sanding kata adalah asosiasi dalam menggunakan pilihan  kata yang cenderung digunakan secara berdampingan.
5        Hiponimi
Hiponimi dapat diartikan sebagai satuan bahasa yang maknanya dianggap merupakan bagian dari makna satuan lingual yang lain.
6        Ekuivalen ( kesepadanan)
Ekuivalen adalah hubungan  kesepadanan antara satuan lingual tertentu dengan satuan lingual yang lain dalam sebuah paradigma. Dalam hal ini, sejumlah kata hasil proses afisasi dari morfem asal yang sama menunjuk adanya hubungan kesepadanan.
2.      Koherensi
2.1 Pengertian Koherensi

Dalam sebuah kamus besar dapat dibaca keterangan mengenai koherensi sebagai berikut (1) kohesi; perbuatan atau keadaan menghubungkan, memperlihatkan, (2).Koneksi; hubungan yang cocok dan sesuai atau ketergantungan satu sama lain yang rapi, beranjak dari hubungan-hubungan alamiah bagian-bagian atau hal-hal satu sama lain, seperti dalam bagian-bagian wacana, ataui argumen-argumen suatu rentetan penalaran.
Dari pengetian yang tertera pada kamus tersebut dapat dilihat bahwa tidak terlihat perbedaan nyata koherensi dan kohesi. Koherensi adalah pengaturan secara rapkenyataan dan gagasan, fakta dan ide menjadi suatu untaian yang logis sehingga mudah memahami pesan yang dikandungnya ( Wohl, 1978 : 25)
2.2 Jenis-jenis Koherensi                             
Aneka sarana keutuan wacana dari segi makna menurut Harimurti Kridalaksana (1978) yakni :
1        hubungan sebab akibat
2        hubungan alasan akibat
3        hubungan sarana hasil
4        hubungan sarana tujuan
5        hubungan latar kesimpulan
6        hubungan hasil kegagalan
7        hubungan syarat hasil
8        hubungan perbandingan
9        hubungan parafratis
10    hubungan amplikatif
11    hubungan aditif temporal
12    hubungan aditif non temporal
13    hubungan identifikasi
14    hubungan generic spesifik
15    hubungan ibarat
            Harimurti Kridalaksana ( 1984: 69 ), mengemukakan bahwa sebenarnya adalah hubungan semantis. Artinya hubungan itu terjadi antaraproposisi.
1        Hubungan  Amplikatif
            Hubungan Amplikatif adalah hubungan yang salah satu bagian kalimatnya memperkuat atau memperjelas bagian kalimat lainnya. Misalnya dalam kalimat “ Orang buta itu tidak bisa menyabrang. Seberangkan dia agar melewati jalan itu”.
2        Hubungan Kausalitas
            Hubungan kausalitas merupakan hubungan sebab-akibat. Misalnya pada kalimat “ Mengapa Rani bisa jatuh dari sepeda motor?”. Tentunya kalimat ini menimbulkan jawaban misalnya, karena ia sangat kencang mengendarai sepeda motornya. Kedua kalimat diatas sudah mengandung hubungan kausalitas.
 
 
Makalah Rahel Silalahi
http://rahel-sastraanak.blogspot.com/2011/05/analisis-kohesi-dan-koherensi-koran.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar