Senin, 14 Oktober 2013

SUDUT PANDANG DALAM PUISI

Sudut pandang secara garis besar dibagi menjadi 2 : 1. Sudut pandang orang pertama 2. Sudut pandang orang ketiga (Apakah ada sudut pandang orang kedua? Bab ini akan dibahas setelah penjelasan kedua sudut pandang tersebut) Sudut pandang orang pertama Adalah keadaan seolah-olah penulis/pembaca menjadi tokoh utama didalam cerita, biasanya digunakan subjek “Aku, saya, diriku” dsb. contoh : aku merasakan sesuatu yang hangat menerpa kulitku. Perlahan aku membuka sedikit-demi sedikit mataku. ‘Sudah siang’ batinku. Kutarik lagi selimut hangat ku untuk menutupi silau mentari yang telah mengusik tidurku… Salah satu contoh diatas dikhususkan untuk sudut pandang orang pertama sebagai pelaku utama. Ada kalanya si pelaku utama tersebut menceritakan orang lain dalam hal ini sudut pandang tetap pada pelaku utama. contoh : Aku terus mengikutinya berjalan tanpa sepengetahuannya. Atau mungkin dia tahu aku mengikutinya dan membiarkan begitu saja, aku tidak tahu. Tiba – tiba ia berhenti tanpa alasan yang jelas. Seketika aku panik harus bersembunyi dimana? Aku terlihat seperti orang bodoh, tapi aku hanya ingin tahu kemana arah tujuannya. Mau kemana dia. Ada pula jenis penggunaan sudut pandang orang pertama sebagai pelaku sampingan. Artinya, keadaan seolah-olah penulis/pembaca sebagai yang bercerita namun posisinya dalam cerita tidak sebagai pelaku utama. contoh : Aku iri pada Angga, dia sahabatku, sekaligus orang yang kuanggap rival. Ia selalu lebih dilihat dari pada aku. Terkadang aku merasa benci dengannya, tapi ia juga selalu membantuku dalam segala hal. Terlebih kemarin, saat pentas seni. Aku melihatnya bersama Anita, gadis yang kusukai. Aku tak tahu harus mengalah lagi atau tidak. Aku menginginkan Anita, aku rasa dia juga mempunyai perasaan yang sama. Aku tidak menyalahkannya menyukai Anita, karena akupun tak pernah bercerita padanya bahwa aku menyukai Anita. Tapi mengapa setiap hal yang kusukai selalu saja ia sukai juga? Sudut pandang orang ketiga Adalah keadaan seolah-olah penulis/pembaca menjadi orang yang sedang menceritakan tokoh utama dalam tulisan/cerita. Ada banyak variasi dalam menggunakan sudut pandang orang ketiga diantaranya 1. Sudut pandang orang ketiga diluar cerita serba tahu 2. Sudut pandang orang ketiga terbatas Sudut pandang orang ketiga diluar cerita serba tahu adalah keadaan seolah-olah pelaku mengetahui semua yang dilakukan oleh semua tokoh dalam cerita, tetapi ia tidak terlibat dalam cerita. contoh : Sore itu cukup kelam, nampaknya hujan akan segera mengguyur kota kecil yang tak dapat dipastikan keberadaan penghuninya tersebut. Angin pun terus bertiup dengan kencang menemani kegundahan hati seorang pemuda yang berjalan beriringan dengannya. Pemuda itu terlihat kusut dibalut dengan seragam putih-abu-abu nya yang penuh noda dan darah, tertulis sebuah tanda pengenal pada dada bidangnya, Angga Prasetya. Ia tidak tahu harus pergi kemana, karena memang ia tidak mengenal tempat dimana ia berada sekarang. Beberapa puluh meter setelah ia berjalan ia melihat sesosok manusia yang entah iapun tidak tahu siapa. “Hey” teriaknya dari kejauhan. Namun yang ia dapat hanya kebisuan. Ia mempercepat langkahnya untuk menghampiri sosok itu. Namun ternyata sosok itu hanyalah sebuah patung tak bernyawa. Penjelasan : pencerita dapat mengatakan apa yang sosok Angga pikirkan, itulah yang saya mahsud dengan serba tahu dan dalam penggalan cerita diatas pencerita tidak termasuk dalam tokoh. Kebalikannya, sudut pandang orang ketiga terbatas hanya dapat menceritakan tokoh-tokohnya secara objektif (hal-hal yang dilakukan tokoh) tidak dapat mengetahui pikiran dan apa yang dirasakan tokoh. Selanjutnya, adakah sudut pandang orang kedua? Mungkin anda akan berpikir kalo penggunaan cara bercerita dengan menggunakan subjek “Engkau, Kamu” maka berarti itu memiliki sudut pandang orang kedua. Tapi aslinya tidak demikian. Coba cermati dan pahami penggalan cerita di bawah : Kau terduduk lesu di sudut kamarmu, Kau menangis. Kau tahu hatimu tidak menginginkan hal ini, tapi kau tetap harus menjalaninya. Menjalani hari-hari yang menurutmu seperti neraka. Padahal kau yakin kau tidak bersalah. Kau terlalu lemah bahkan untuk mengatakan tidak kaupun tidak bisa. Hm, bagaimana bisa menyimpulkan ini termasuk sudut pandang siapa? Di sini pencerita menceritakan keadaan tokoh “Kau” dan pencerita tidak termasuk dalam cerita. Penggalan cerita diatas menggunakan sudut pandang orang ketiga diluar cerita. Namun akan berbeda jika si pencerita menyertakan dirinya dalam cerita, maka sudut pandang yang digunakan menjadi sudut pandang orang pertama. contoh : Aku melihat kau terduduk lesu di sudut kamarmu, Kau menangis. Kau tahu hatimu tidak menginginkan hal ini, tapi kau tetap harus menjalaninya. Menjalani hari-hari yang menurutmu seperti neraka. Padahal kau yakin kau tidak bersalah. Aku pun yakin kau tidak bersalah. Kau terlalu lemah bahkan untuk mengatakan tidak kaupun tidak bisa. Tapi, kenyataannya akulah yang lebih lemah, aku tak bisa berbuat apa-apa, aku hanya bisa melihatmu menderita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar