Senin, 14 Oktober 2013
LAPORAN
LAPORAN ILMIAH SEDERHANA
A. Kegiatan umum
-lkti
-
-
B. JUDUL KARYA ILMIAH
SAL
BRIKET KOTORAN KAMBING
SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF
PEMANFAATAN KOTORAN KANDANG
SEBAGAI PUPUK RAMAH LINGKUNGAN
PEMANFAATAN LIMBAH KULIT TELUR
SEBAGAI PEMBUATAN ASESORIS
PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DENGAN PRESTASI SISWA KELAS XII SMK MA’ARIF NU 2 AJIBARANG
KABUPATEN BANYUMAS
TAHUN AJARAN 2012-2013
STUDIO MUSIK LAPAR
SEBAGAI PEMBERDAYAAN EKONOMI
MAHASISWA UGM
TRANSTOILET SEBAGAI DEVEKASI SEHAT
TERNAK SEMUT SEBAGAI PEBERDAYAAN E
MASYARAKAT DESA AJIBARANG
IPTEK
KEWIRAUSAHAAN
PENGABDIAN MASYARAKAT
C. Pengertian Laporan
• Laporan adalah bentuk penyajian fakta tentang suatu keadaan atau suatu kenyataan.
• Kamus Besar Bahasa Indonesia
laporan adalah tulisan panjang berisi kejadian berikut persoalannya berdasarkan pengamatan sendiri yang disusun secara resmi, sampai sedetail-detailnya.
• Slamet Soeseno, Teknik Penulisan Ilmiah Populer, laporan berarti cara penulis menyampaikan informasi kepada seseorang atau suatu badan karena tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.
• Jadi, laporan hasil pengamatan dapat kita artikan sebagai tulisan yang memuat informasi mengenai kegiatan pengamatan terhadap objek tertentu yang dibuat oleh penulis sehubungan dengan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.
B. Fungsi Laporan
1. pertanggungjawaban tertulis dari orang yang diberi tugas;
2. landasan bagi pemimpin dalam mengambil kebijakan/keputusan;
3. alat bagi pemimpin untuk melakukan pengawasan; dan
4. dokumen untuk bahan studi serta sumber pengalaman bagi orang lain.
C. Sifat Laporan
1. Laporan ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar (bahasa yang digunakan adalah bahasa resmi, disampaikan secara lugas, tidak bertele- tele),
2. Laporan disusun secara sistematis, dengan tata urutan yang jelas (urutan waktu, hal, peristiwa, dan lain-lain),
3. Laporan dikembangkan sedemikian rupa sehingga dapat diterima akal sehat,
4. Fakta yang digunakan dalam laporan harus dapat dipercaya,
5. Laporan harus dapat menimbulkan gambaran yang disesuaikan dengan kebutuhan, tujuan, dan kondisi penerima laporan, dan
6. Laporan harus dibuat lengkap dan sesempurna mungkin (semua kegiatan yang dilakukan disampaikan dalam laporan).
D. Jenis Laporan
Berdasarkan gaya penulisan, ada 2 yaitu:
a. Investigative report
yaitu laporan hasil pengamatan yang berisi kejadian dan fakta tanpa ditambah dengan unsur-unsur fiktif. Biasanya laporan jenis ini dibuat oleh pengamatnya sendiri dan berbentuk cerita.
b. New journalism report
yaitu laporan hasil pengamatan yang berisi kejadian dan fakta-fakta ditambah unsur-unsur fiktif agar lebih menyentuh emosi pembacanya. Si penulis di sini memakai sudut pandang “aku”, seolah-olah ia ada di tempat kejadian dan mengamati langsung. Dalam hal ini, si penulis membawa pembaca ke dekat objek pengamatannya. Dengan kata lain, new journalism report dipakai untuk melaporkan kejadian melalui seorang saksi mata, namun bukan berdasarkan pengamatannya sematamata, tetapi disertai perasaannya sebagai manusia.
Berdasarkan bentuknya, ada 2 yaitu:
a. Laporan ilmiah
berkenaan dengan penelitian sehingga kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan.
b. Laporan teknis
berkenaan dengan penyelenggaraan suatu kegiatan.
Menurut tujuannya, ada 5 yaitu:
a. laporan berbentuk surat,
b. laporan berbentuk memorandum (memo),
c. laporan berkala,
d. laporan laboratorium, dan
e. laporan formal dan semiformal.
Menurut isinya, ada 2 yaitu:
a. Laporan formal
laporan yang memenuhi ciri-ciri formal sebuah buku.
b. Laporan nonformal /laporan sederhana
laporan yang tidak memenuhi ciri-ciri formal sebuah buku. Bentuk ini digunakan bila laporan yang dibuat isinya singkat/pendek. Dalam laporan sederhana ini tidak perlu ada pembagian isi ke dalam bab-bab, tetapi cukup dengan judul-judul samping. Kegiatan yang menggunakan laporan bentuk ini, misalnya: praktikum/percobaan, wawancara, laporan buku, kegiatan seminar, kunjungan, dan lain-lain.
E. Laporan Formal
Sistematika Lengkap
1. Bagian Awal
a. Kover
b. Sari/Abstrak
c. Pengesahan
d. Motto dan Persembahan (jika perlu)
e. Kata Pengantar
f. Daftar isi
g. Daftar Tabel (jika perlu)
h. Daftar Gambar (jika perlu)
i. Daftar Grafik (jika perlu)
j. Daftar Lampiran (jika perlu)
2. Bagian Isi
a. BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Identifikasi Masalah
1.3 Pembatasan Masalah
1.4 Rumusan Masalah
1.5 Tujuan
1.6 Manfaat
b. BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN TEORITIS
2.1 Kajian Pustaka
2.1 Teoritis
c. BAB III METODOLOGI
3.1 Pendekatan Penelitian
3.1 Jenis penelitian
3.1 Subjek Penelitian
3.1 Metode Penelitian
3.1 Teknik Pengambilan Data
3.1 Teknik Pengolahan Data
d. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1 Pembahasan
e. BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan
5.1 Saran
3. Bagian Akhir
Daftar Pustaka
Lampiran
Daftar Indek (jika perlu)
Sistematika Sederhana
1. Bagian Awal
a. Kover
b. Sari/Abstrak
c. Pengesahan
d. Kata Pengantar
e. Daftar isi
2. Bagian Isi
a. BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Identifikasi Masalah
1.3 Pembatasan Masalah
1.4 Rumusan Masalah
1.5 Tujuan
1.6 Manfaat
b. BAB II TEORITIS
c. BAB III METODOLOGI
3.1 Desain penelitian
3.1 Subjek Penelitian
3.1 Metode Penelitian
3.1 Teknik Pengambilan Data
3.1 Teknik Pengolahan Data
d. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1 Pembahasan
e. BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan
5.1 Saran
3. Bagian Akhir
Daftar Pustaka
Lampiran
F. LAPORAN NONFORMAL
G. CONTOH LAPORAN
1. LAPORAN KEGIATAN
LAPORAN
PENYELENGGARAAN AKSI
KEMANUSIAAN UNTUK ACEH
LAPORAN
PESANTREN KILAT
SMK MA’ARIF NU 2 AJIBARANG
LAPORAN
BAKTI SOSIAL
DI DESA DARMA
KECAMATAN AJIBARANG
LAPORAN
BULAN BAHASA
SMK MA’ARIF NU 2 AJIBARANG
LAPORAN
KEGIATAN 17 AGUSTUS
SMK MA’ARIF NU 2 AJIBARANG
LAPORAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
DI RSUD AJIBARANG
LAPORAN
KEGIATAN MAULID NABI 1434 H
DESA CIKAWUNG, KECAMATAN PEKUNCEN
KABUPATEN BANYUMAS
2. LAPORAN WAWANCARA
LAPORAN
WAWANCARA DENGAN TAUFIK HIDAYAT
3. LAPORAN PERJALANAN
LAPORAN
PERJALANAN KE OBJEK WISATA
TANGKUBAN PERAHU
LAPORAN
STADY TOUR KE BALI
PROPOSAL
STUDI TOUR SMP NEGERI 22 JAKARTA
TAHUN 2006
4. LAPORAN KUNJUNGAN
LAPORAN
PRAKTIK KUNJUNGAN INDUSTRI
DI BBPOM YOGYAKARTA
5. LAPORAN PENELITIAN
LAPORAN PENELITIAN
MAGANG SEBAGAI JEMBATAN MOBILITAS SOSIAL
DARI PETANI MENJADI PERAJIN
PROPOSAL KEGIATAN
DIALOG INTERAKTIF DAMPAK PEMAKAIAN NARKOBA
PADA REMAJA
DISELENGGARAKAN OLEH GABUNGAN PENGURUS OSIS SMK SE-KOTAMADYA SURABAYA
H. KERANGKA LAPORAN
Judul : Laporan Perjalanan ke Objek Wisata Tangkuban Perahu
Kerangka karangan :
1. Persiapan
- Panitia Piknik
- Kendaraan yang akan dipergunakan
- Biaya yang diperlukan
- Bekal, perlengkapan lain yang perlu
2. Di perjalanan
- Waktu berangkat
- Waktu pulang
3. Objek Wisata Tangkuban Perahu
- Lokasi objek wisata
- Jumlah pengunjung
- Fasilitas yang tersedia
I. PENULISAN LAPORAN
UKURAN KERTAS A4
MARGIN 4,4,3,3
UKURAN HURUF/FONT 12
JENIS HURUF TIME NEW ROMAN
SPASI 1,5
HALAMAN BAGIAN AWAL I, II, dsb
HALAMAN BAB 1,2, dsb
SUBBAB BAB I
PENDAHULUAN
1.1
1.2
1.3
BAB II KAJIAN TEORI
2.1
2.1.1
2.1.1.1
2.1.1.2
2.2
J. PENGUTIPAN
a. Catatan perut
Kutipan Langsung Pendek (4 baris)
Amalia (1999:12) menyimpulkan “Ada hubungan yang erat antara kemampuan berbahasa dan lingkungan sosial tempat tinggal pemakai bahasa.”
Kutipan langsung panjang (lebih 4 baris)
Suriasumantri (1987:165) mengemukakan bahwa :
“Perbedaan utama antara manusia dan binatang, terletak pada kemampuan manusia untuk mengambil jalan melingkar dalam mencapai tujuannya. Seluruh pikiran binatang dipenuhi oleh kebutuhan yang menyebabkan mereka secara langsung mencari objek yang diinginkannya atau membuang benda yang menghalanginya. Dengan demikian, sering kita melihat seekor monyet yang menjangkau secara sia-sia benda yang dia inginkan; sedangkan manusia yang paling primitive pun telah tahu mempergunakan bandringan, laso, atau melempar dengan batu. Manusia sering disebut homo faber, makhluk yang membuat alat. Kemampuan membuat alat itu dimungkinkan oleh pengetahuan itu juga membutuhkan alat-alat. Kemampuan membuat alat itu dimungkinkan oleh pengetahuan. Berkembangnya pengetahuan itu juga membutuhkan alat-alat.”
Kutipan tidak langsung
Herawati (1999:31) menyimpulkan bahwa siswa jurusan ekstra memiliki kemampuan menulis karya ilmiah yang lebih baik daripada siswa jurusan sosial.
b. Catatan kaki
c. Daftar pustaka
-Artikel/buku artikel
Atikah, H.Z. 1998. Karakteristik Penilaian Kualitatif, dalam Kurniasih (ED). Pengembangan Penilaian Kualitatif dalam Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia (hlm. 36-43). Bandung: PSBS Cabang Bandung.
-majalah/Koran
Huda, N. 1991. 13 November. Menyiasati Krisis Listrik Musim Kering. Jawa Pos, hlm. 6.
-dokumen resmi pemerintah
Undang-Undang Republik Indonesia, No.2 Th. 1989 tentang system Pendidikan Nasional. Jakarta. PT Armas Dutajaya.
-terjemahan
Ary, Donald L.C. Jacobs, dan A. Rozawick. “Tanpa tahun”. Pengantar Penelitian Pendidikan. Arif Furchan (pen). 1982. Surabaya: Usaha Nasional.
-skripsi
Solihin. 1992. Kesesuaian TIK, KBM, dan Evaluasi Mahasiswa PPL Universitas Lampung. Skripsi tidak diterbitkan. Lampung: FKIP Universitas Lampung.
- Makalah/seminar
Kuntarto, Bambang. 1999. HIV di Kalangan Remaja. Makalah disajikan dalam Seminar Kesehatan, Pemda Kabupaten Lebak, Lebak, 10-11 September 1999.
K. Latar Belakang
(1). Sebaliknya, bangsa-bangsa yang miskin SDM meski mereka kaya sumber daya alam (SDA) tetap saja akan tertinggal.
(2). Kemajuan pesat yang diraih Jepang, Amerika, Singapura, dan negara-negara maju lainnya lebih banyak ditentukan oleh kualitas SDM daripada faktor sumber daya alam (SDA).
(3). Tak ada yang menyangsikan bahwa sumber daya manusia (SDM) berkualitas merupakan kunci kemajuan suatu bangsa.
(4). Oleh karena itu, untuk menjadi bangsa yang maju, tidak ada pilihan lain kecuali meningkatkan mutu SDM.
(2). Kemajuan pesat yang diraih Jepang, Amerika, Singapura, dan negara-negara maju lainnya lebih banyak ditentukan oleh kualitas SDM daripada faktor sumber daya alam (SDA).
(1). Sebaliknya, bangsa-bangsa yang miskin SDM meski mereka kaya sumber daya alam (SDA) tetap saja akan tertinggal.
(3). Tak ada yang menyangsikan bahwa sumber daya manusia (SDM) berkualitas merupakan kunci kemajuan suatu bangsa.
(4). Oleh karena itu, untuk menjadi bangsa yang maju, tidak ada pilihan lain kecuali meningkatkan mutu SDM.
Laporan Penelitian
Magang sebagai Jembatan Mobilitas Sosial
dari Petani menjadi Perajin
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perajin sering dipandang memiliki status sosial yang lebih tinggi daripada petani. Hal ini disebabkan adanya anggapan bahwa seorang perajin biasanya bekerja di dalam rumah, terlindung dari terik sinar matahari sehingga suasananya tampak nyaman. Sebaliknya, petani harus bekerja di sawah, di bawah sengatan sinar matahari, dan kadang harus bergumul dengan kotoran kotoran yang berbau tidak sedap. Oleh karena itu, tidak berlebihan jika sebagian masyarakat pedesaan masih menganggap bahwa pekerjaan perajin lebih berprestise daripada petani meskipun hanya menjadi perajin industri kecil dengan skala usaha yang masih terbatas.
Lapangan pekerjaan di sektor industri kecil yang makin terbuka menyebabkan terjadinya mobilitas sosial dari petani menjadi perajin. Meskipun sebenarnya mereka belum memiliki keahlian yang memadai, terlebih lagi tingkat pendidikan mereka sebagian besar (73%) masih berpendidikan SD ke bawah. Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa produktivitas kerja dan hasil yang mereka peroleh masih rendah.
Berkaitan dengan hal di atas, perlu diadakan penelitian yang saksama mengenai mobilitas sosial dan petani menjadi perajin. Dalam laporan ini, objek penelitiannya adalah masyarakat pedesaan di sekitas Surakarta, Jawa Tengah.
1.2 Identifikasi masalah
1.3 Pembatasan Masalah
Mengingat terbatasnya pengetahuan penulis, penulis membatasi penelitian ini pada penyebab terjadinya mobilitas sosial dari petani menjadi perajin dan cara menyadarkan masyarakat dari dampak industrialisasi. Hal itu mempertimbangkan …………..
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah tersebut rumusan masalah penelitian sebagai berikut.
1) Apa penyebab terjadinya mobilitas sosial dari petani menjadi perajin?
2) Bagaimana cara menyadarkan masyarakat dari dampak industrialisasi?
1.5 Tujuan Penelitian
1) Menelaah penyebab terjadinya mobilitas sosial dari petani menjadi perajin.
2) Memberikan penyadaran pada masyarakat dampak industrialisasi.
1.6 Manfaat Penelitian
Bagi Peneliti
Bagi Masyarakat
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Magang
2.1 Mobilitas Sosial
2.1 Petani
2.1 Perajin
BAB III
METODOLOGI
3.1 Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan survei secara kualitatif dengan cara melakukan wawancara dengan narasumber. Digunakannya metodologi kualitatif agar hasil yang dicapai
3.2 Prosedur Penelitian
1. Menentukan objek penelitianPenelitian
2. Melakukan wawancara dengan narasumber
3. Mengklasifikasi masalah
4. Merumuskan masalah
5. Memberikan solusi/simpulan
3.3 Desain Penelitian
3.4 Teknik Pengambilan Data
1. Angket
2. Wawancara
3. Observasi
4. Rekaman gambar
3.5 Teknik Pengolahan Data
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Faktor Penyebab Mobilitas Sosial dari Petani Menjadi Perajin
Berdasarkan survei yang telah dilakukan, ada beberapa factor yang menyebabkan mobilitas sosial dari petani menjadi perajin melalui proses magang sebagai berikut.
1. Pengaruh media masa
Media massa baik berupa media elektronik maupun cetak telah membawa pengaruh yang besar terhadap pola pikir masyarakat pedesaan. Selama ini, media massa selalu mengangkat kesuksesankesuksesan seorang perajin. Dengan demikian, lambat laun opini publik tersebut akhirnya mendorong keinginan petani untuk menjadi perajin.
2. Dukungan sosial keluarga dan masyarakat Keluarga, kerabat dekat, dan komunitas yang melatari kehidupan petani sering memberikan saran dan harapan yang besar untuk menjadi perajin. Mereka selalu memandang orangorang yang telah sukses berkat usaha menjadi seorang perajin industri kecil meskipun mereka masih berstatus magang atau buruh kontrak.
3. Sistem perekonomian Indonesia yang lebih mengutamakan sector industri daripada pertanian Perekonomian negara kita yang terbawa arus globalisasi dan kepentingan neoliberalisme (para pemilik modal) telah mendorong lajunya industrialisasi. Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa investasi yang mereka tanamkan lebih mengarah pada sektor industri.
4. Tingkat pendidikan yang rendah
Rendahnya tingkat pendidikan mereka dan keahlian yang belum memadai membuat mereka tidak memiliki sistem control diri yang kuat. Konsep diri yang lemah ini menyebabkan mereka mudah terbawa arus zaman.
4.2 Cara Menyadarkan Masyarakat dari Dampak Industrialisasi
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan para petani melakukan mobilitas sosial menjadi perajin. Jika tidak ada suatu program penyadaran baik dari pemerintah maupun masyarakat setempat, dapat dipastikan hasil produksi pertanian akan makin berkurang sehingga negara pun akan mengimpor beras dari luar negeri.
5.2 Saran
Akhirnya, diharapkan penelitian ini mampu memberikan penyadaran pada masyarakat dan dapat menjadi masukan untuk pihak-pihak yang berwenang memberikan kebajikan. Pihak-pihak tersebut misalnya para dewan legislatif dan eksekutif supaya memberikan arahan dan rencana pembangunan yang lebih berpihak pada sektor pertanian, terutama masyarakat miskin pedesaan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar