Senin, 14 Oktober 2013
LAPORAN
LAPORAN ILMIAH SEDERHANA
A. Kegiatan umum
-lkti
-
-
B. JUDUL KARYA ILMIAH
SAL
BRIKET KOTORAN KAMBING
SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF
PEMANFAATAN KOTORAN KANDANG
SEBAGAI PUPUK RAMAH LINGKUNGAN
PEMANFAATAN LIMBAH KULIT TELUR
SEBAGAI PEMBUATAN ASESORIS
PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DENGAN PRESTASI SISWA KELAS XII SMK MA’ARIF NU 2 AJIBARANG
KABUPATEN BANYUMAS
TAHUN AJARAN 2012-2013
STUDIO MUSIK LAPAR
SEBAGAI PEMBERDAYAAN EKONOMI
MAHASISWA UGM
TRANSTOILET SEBAGAI DEVEKASI SEHAT
TERNAK SEMUT SEBAGAI PEBERDAYAAN E
MASYARAKAT DESA AJIBARANG
IPTEK
KEWIRAUSAHAAN
PENGABDIAN MASYARAKAT
C. Pengertian Laporan
• Laporan adalah bentuk penyajian fakta tentang suatu keadaan atau suatu kenyataan.
• Kamus Besar Bahasa Indonesia
laporan adalah tulisan panjang berisi kejadian berikut persoalannya berdasarkan pengamatan sendiri yang disusun secara resmi, sampai sedetail-detailnya.
• Slamet Soeseno, Teknik Penulisan Ilmiah Populer, laporan berarti cara penulis menyampaikan informasi kepada seseorang atau suatu badan karena tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.
• Jadi, laporan hasil pengamatan dapat kita artikan sebagai tulisan yang memuat informasi mengenai kegiatan pengamatan terhadap objek tertentu yang dibuat oleh penulis sehubungan dengan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.
B. Fungsi Laporan
1. pertanggungjawaban tertulis dari orang yang diberi tugas;
2. landasan bagi pemimpin dalam mengambil kebijakan/keputusan;
3. alat bagi pemimpin untuk melakukan pengawasan; dan
4. dokumen untuk bahan studi serta sumber pengalaman bagi orang lain.
C. Sifat Laporan
1. Laporan ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar (bahasa yang digunakan adalah bahasa resmi, disampaikan secara lugas, tidak bertele- tele),
2. Laporan disusun secara sistematis, dengan tata urutan yang jelas (urutan waktu, hal, peristiwa, dan lain-lain),
3. Laporan dikembangkan sedemikian rupa sehingga dapat diterima akal sehat,
4. Fakta yang digunakan dalam laporan harus dapat dipercaya,
5. Laporan harus dapat menimbulkan gambaran yang disesuaikan dengan kebutuhan, tujuan, dan kondisi penerima laporan, dan
6. Laporan harus dibuat lengkap dan sesempurna mungkin (semua kegiatan yang dilakukan disampaikan dalam laporan).
D. Jenis Laporan
Berdasarkan gaya penulisan, ada 2 yaitu:
a. Investigative report
yaitu laporan hasil pengamatan yang berisi kejadian dan fakta tanpa ditambah dengan unsur-unsur fiktif. Biasanya laporan jenis ini dibuat oleh pengamatnya sendiri dan berbentuk cerita.
b. New journalism report
yaitu laporan hasil pengamatan yang berisi kejadian dan fakta-fakta ditambah unsur-unsur fiktif agar lebih menyentuh emosi pembacanya. Si penulis di sini memakai sudut pandang “aku”, seolah-olah ia ada di tempat kejadian dan mengamati langsung. Dalam hal ini, si penulis membawa pembaca ke dekat objek pengamatannya. Dengan kata lain, new journalism report dipakai untuk melaporkan kejadian melalui seorang saksi mata, namun bukan berdasarkan pengamatannya sematamata, tetapi disertai perasaannya sebagai manusia.
Berdasarkan bentuknya, ada 2 yaitu:
a. Laporan ilmiah
berkenaan dengan penelitian sehingga kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan.
b. Laporan teknis
berkenaan dengan penyelenggaraan suatu kegiatan.
Menurut tujuannya, ada 5 yaitu:
a. laporan berbentuk surat,
b. laporan berbentuk memorandum (memo),
c. laporan berkala,
d. laporan laboratorium, dan
e. laporan formal dan semiformal.
Menurut isinya, ada 2 yaitu:
a. Laporan formal
laporan yang memenuhi ciri-ciri formal sebuah buku.
b. Laporan nonformal /laporan sederhana
laporan yang tidak memenuhi ciri-ciri formal sebuah buku. Bentuk ini digunakan bila laporan yang dibuat isinya singkat/pendek. Dalam laporan sederhana ini tidak perlu ada pembagian isi ke dalam bab-bab, tetapi cukup dengan judul-judul samping. Kegiatan yang menggunakan laporan bentuk ini, misalnya: praktikum/percobaan, wawancara, laporan buku, kegiatan seminar, kunjungan, dan lain-lain.
E. Laporan Formal
Sistematika Lengkap
1. Bagian Awal
a. Kover
b. Sari/Abstrak
c. Pengesahan
d. Motto dan Persembahan (jika perlu)
e. Kata Pengantar
f. Daftar isi
g. Daftar Tabel (jika perlu)
h. Daftar Gambar (jika perlu)
i. Daftar Grafik (jika perlu)
j. Daftar Lampiran (jika perlu)
2. Bagian Isi
a. BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Identifikasi Masalah
1.3 Pembatasan Masalah
1.4 Rumusan Masalah
1.5 Tujuan
1.6 Manfaat
b. BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN TEORITIS
2.1 Kajian Pustaka
2.1 Teoritis
c. BAB III METODOLOGI
3.1 Pendekatan Penelitian
3.1 Jenis penelitian
3.1 Subjek Penelitian
3.1 Metode Penelitian
3.1 Teknik Pengambilan Data
3.1 Teknik Pengolahan Data
d. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1 Pembahasan
e. BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan
5.1 Saran
3. Bagian Akhir
Daftar Pustaka
Lampiran
Daftar Indek (jika perlu)
Sistematika Sederhana
1. Bagian Awal
a. Kover
b. Sari/Abstrak
c. Pengesahan
d. Kata Pengantar
e. Daftar isi
2. Bagian Isi
a. BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Identifikasi Masalah
1.3 Pembatasan Masalah
1.4 Rumusan Masalah
1.5 Tujuan
1.6 Manfaat
b. BAB II TEORITIS
c. BAB III METODOLOGI
3.1 Desain penelitian
3.1 Subjek Penelitian
3.1 Metode Penelitian
3.1 Teknik Pengambilan Data
3.1 Teknik Pengolahan Data
d. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1 Pembahasan
e. BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan
5.1 Saran
3. Bagian Akhir
Daftar Pustaka
Lampiran
F. LAPORAN NONFORMAL
G. CONTOH LAPORAN
1. LAPORAN KEGIATAN
LAPORAN
PENYELENGGARAAN AKSI
KEMANUSIAAN UNTUK ACEH
LAPORAN
PESANTREN KILAT
SMK MA’ARIF NU 2 AJIBARANG
LAPORAN
BAKTI SOSIAL
DI DESA DARMA
KECAMATAN AJIBARANG
LAPORAN
BULAN BAHASA
SMK MA’ARIF NU 2 AJIBARANG
LAPORAN
KEGIATAN 17 AGUSTUS
SMK MA’ARIF NU 2 AJIBARANG
LAPORAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
DI RSUD AJIBARANG
LAPORAN
KEGIATAN MAULID NABI 1434 H
DESA CIKAWUNG, KECAMATAN PEKUNCEN
KABUPATEN BANYUMAS
2. LAPORAN WAWANCARA
LAPORAN
WAWANCARA DENGAN TAUFIK HIDAYAT
3. LAPORAN PERJALANAN
LAPORAN
PERJALANAN KE OBJEK WISATA
TANGKUBAN PERAHU
LAPORAN
STADY TOUR KE BALI
PROPOSAL
STUDI TOUR SMP NEGERI 22 JAKARTA
TAHUN 2006
4. LAPORAN KUNJUNGAN
LAPORAN
PRAKTIK KUNJUNGAN INDUSTRI
DI BBPOM YOGYAKARTA
5. LAPORAN PENELITIAN
LAPORAN PENELITIAN
MAGANG SEBAGAI JEMBATAN MOBILITAS SOSIAL
DARI PETANI MENJADI PERAJIN
PROPOSAL KEGIATAN
DIALOG INTERAKTIF DAMPAK PEMAKAIAN NARKOBA
PADA REMAJA
DISELENGGARAKAN OLEH GABUNGAN PENGURUS OSIS SMK SE-KOTAMADYA SURABAYA
H. KERANGKA LAPORAN
Judul : Laporan Perjalanan ke Objek Wisata Tangkuban Perahu
Kerangka karangan :
1. Persiapan
- Panitia Piknik
- Kendaraan yang akan dipergunakan
- Biaya yang diperlukan
- Bekal, perlengkapan lain yang perlu
2. Di perjalanan
- Waktu berangkat
- Waktu pulang
3. Objek Wisata Tangkuban Perahu
- Lokasi objek wisata
- Jumlah pengunjung
- Fasilitas yang tersedia
I. PENULISAN LAPORAN
UKURAN KERTAS A4
MARGIN 4,4,3,3
UKURAN HURUF/FONT 12
JENIS HURUF TIME NEW ROMAN
SPASI 1,5
HALAMAN BAGIAN AWAL I, II, dsb
HALAMAN BAB 1,2, dsb
SUBBAB BAB I
PENDAHULUAN
1.1
1.2
1.3
BAB II KAJIAN TEORI
2.1
2.1.1
2.1.1.1
2.1.1.2
2.2
J. PENGUTIPAN
a. Catatan perut
Kutipan Langsung Pendek (4 baris)
Amalia (1999:12) menyimpulkan “Ada hubungan yang erat antara kemampuan berbahasa dan lingkungan sosial tempat tinggal pemakai bahasa.”
Kutipan langsung panjang (lebih 4 baris)
Suriasumantri (1987:165) mengemukakan bahwa :
“Perbedaan utama antara manusia dan binatang, terletak pada kemampuan manusia untuk mengambil jalan melingkar dalam mencapai tujuannya. Seluruh pikiran binatang dipenuhi oleh kebutuhan yang menyebabkan mereka secara langsung mencari objek yang diinginkannya atau membuang benda yang menghalanginya. Dengan demikian, sering kita melihat seekor monyet yang menjangkau secara sia-sia benda yang dia inginkan; sedangkan manusia yang paling primitive pun telah tahu mempergunakan bandringan, laso, atau melempar dengan batu. Manusia sering disebut homo faber, makhluk yang membuat alat. Kemampuan membuat alat itu dimungkinkan oleh pengetahuan itu juga membutuhkan alat-alat. Kemampuan membuat alat itu dimungkinkan oleh pengetahuan. Berkembangnya pengetahuan itu juga membutuhkan alat-alat.”
Kutipan tidak langsung
Herawati (1999:31) menyimpulkan bahwa siswa jurusan ekstra memiliki kemampuan menulis karya ilmiah yang lebih baik daripada siswa jurusan sosial.
b. Catatan kaki
c. Daftar pustaka
-Artikel/buku artikel
Atikah, H.Z. 1998. Karakteristik Penilaian Kualitatif, dalam Kurniasih (ED). Pengembangan Penilaian Kualitatif dalam Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia (hlm. 36-43). Bandung: PSBS Cabang Bandung.
-majalah/Koran
Huda, N. 1991. 13 November. Menyiasati Krisis Listrik Musim Kering. Jawa Pos, hlm. 6.
-dokumen resmi pemerintah
Undang-Undang Republik Indonesia, No.2 Th. 1989 tentang system Pendidikan Nasional. Jakarta. PT Armas Dutajaya.
-terjemahan
Ary, Donald L.C. Jacobs, dan A. Rozawick. “Tanpa tahun”. Pengantar Penelitian Pendidikan. Arif Furchan (pen). 1982. Surabaya: Usaha Nasional.
-skripsi
Solihin. 1992. Kesesuaian TIK, KBM, dan Evaluasi Mahasiswa PPL Universitas Lampung. Skripsi tidak diterbitkan. Lampung: FKIP Universitas Lampung.
- Makalah/seminar
Kuntarto, Bambang. 1999. HIV di Kalangan Remaja. Makalah disajikan dalam Seminar Kesehatan, Pemda Kabupaten Lebak, Lebak, 10-11 September 1999.
K. Latar Belakang
(1). Sebaliknya, bangsa-bangsa yang miskin SDM meski mereka kaya sumber daya alam (SDA) tetap saja akan tertinggal.
(2). Kemajuan pesat yang diraih Jepang, Amerika, Singapura, dan negara-negara maju lainnya lebih banyak ditentukan oleh kualitas SDM daripada faktor sumber daya alam (SDA).
(3). Tak ada yang menyangsikan bahwa sumber daya manusia (SDM) berkualitas merupakan kunci kemajuan suatu bangsa.
(4). Oleh karena itu, untuk menjadi bangsa yang maju, tidak ada pilihan lain kecuali meningkatkan mutu SDM.
(2). Kemajuan pesat yang diraih Jepang, Amerika, Singapura, dan negara-negara maju lainnya lebih banyak ditentukan oleh kualitas SDM daripada faktor sumber daya alam (SDA).
(1). Sebaliknya, bangsa-bangsa yang miskin SDM meski mereka kaya sumber daya alam (SDA) tetap saja akan tertinggal.
(3). Tak ada yang menyangsikan bahwa sumber daya manusia (SDM) berkualitas merupakan kunci kemajuan suatu bangsa.
(4). Oleh karena itu, untuk menjadi bangsa yang maju, tidak ada pilihan lain kecuali meningkatkan mutu SDM.
Laporan Penelitian
Magang sebagai Jembatan Mobilitas Sosial
dari Petani menjadi Perajin
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perajin sering dipandang memiliki status sosial yang lebih tinggi daripada petani. Hal ini disebabkan adanya anggapan bahwa seorang perajin biasanya bekerja di dalam rumah, terlindung dari terik sinar matahari sehingga suasananya tampak nyaman. Sebaliknya, petani harus bekerja di sawah, di bawah sengatan sinar matahari, dan kadang harus bergumul dengan kotoran kotoran yang berbau tidak sedap. Oleh karena itu, tidak berlebihan jika sebagian masyarakat pedesaan masih menganggap bahwa pekerjaan perajin lebih berprestise daripada petani meskipun hanya menjadi perajin industri kecil dengan skala usaha yang masih terbatas.
Lapangan pekerjaan di sektor industri kecil yang makin terbuka menyebabkan terjadinya mobilitas sosial dari petani menjadi perajin. Meskipun sebenarnya mereka belum memiliki keahlian yang memadai, terlebih lagi tingkat pendidikan mereka sebagian besar (73%) masih berpendidikan SD ke bawah. Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa produktivitas kerja dan hasil yang mereka peroleh masih rendah.
Berkaitan dengan hal di atas, perlu diadakan penelitian yang saksama mengenai mobilitas sosial dan petani menjadi perajin. Dalam laporan ini, objek penelitiannya adalah masyarakat pedesaan di sekitas Surakarta, Jawa Tengah.
1.2 Identifikasi masalah
1.3 Pembatasan Masalah
Mengingat terbatasnya pengetahuan penulis, penulis membatasi penelitian ini pada penyebab terjadinya mobilitas sosial dari petani menjadi perajin dan cara menyadarkan masyarakat dari dampak industrialisasi. Hal itu mempertimbangkan …………..
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah tersebut rumusan masalah penelitian sebagai berikut.
1) Apa penyebab terjadinya mobilitas sosial dari petani menjadi perajin?
2) Bagaimana cara menyadarkan masyarakat dari dampak industrialisasi?
1.5 Tujuan Penelitian
1) Menelaah penyebab terjadinya mobilitas sosial dari petani menjadi perajin.
2) Memberikan penyadaran pada masyarakat dampak industrialisasi.
1.6 Manfaat Penelitian
Bagi Peneliti
Bagi Masyarakat
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Magang
2.1 Mobilitas Sosial
2.1 Petani
2.1 Perajin
BAB III
METODOLOGI
3.1 Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan survei secara kualitatif dengan cara melakukan wawancara dengan narasumber. Digunakannya metodologi kualitatif agar hasil yang dicapai
3.2 Prosedur Penelitian
1. Menentukan objek penelitianPenelitian
2. Melakukan wawancara dengan narasumber
3. Mengklasifikasi masalah
4. Merumuskan masalah
5. Memberikan solusi/simpulan
3.3 Desain Penelitian
3.4 Teknik Pengambilan Data
1. Angket
2. Wawancara
3. Observasi
4. Rekaman gambar
3.5 Teknik Pengolahan Data
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Faktor Penyebab Mobilitas Sosial dari Petani Menjadi Perajin
Berdasarkan survei yang telah dilakukan, ada beberapa factor yang menyebabkan mobilitas sosial dari petani menjadi perajin melalui proses magang sebagai berikut.
1. Pengaruh media masa
Media massa baik berupa media elektronik maupun cetak telah membawa pengaruh yang besar terhadap pola pikir masyarakat pedesaan. Selama ini, media massa selalu mengangkat kesuksesankesuksesan seorang perajin. Dengan demikian, lambat laun opini publik tersebut akhirnya mendorong keinginan petani untuk menjadi perajin.
2. Dukungan sosial keluarga dan masyarakat Keluarga, kerabat dekat, dan komunitas yang melatari kehidupan petani sering memberikan saran dan harapan yang besar untuk menjadi perajin. Mereka selalu memandang orangorang yang telah sukses berkat usaha menjadi seorang perajin industri kecil meskipun mereka masih berstatus magang atau buruh kontrak.
3. Sistem perekonomian Indonesia yang lebih mengutamakan sector industri daripada pertanian Perekonomian negara kita yang terbawa arus globalisasi dan kepentingan neoliberalisme (para pemilik modal) telah mendorong lajunya industrialisasi. Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa investasi yang mereka tanamkan lebih mengarah pada sektor industri.
4. Tingkat pendidikan yang rendah
Rendahnya tingkat pendidikan mereka dan keahlian yang belum memadai membuat mereka tidak memiliki sistem control diri yang kuat. Konsep diri yang lemah ini menyebabkan mereka mudah terbawa arus zaman.
4.2 Cara Menyadarkan Masyarakat dari Dampak Industrialisasi
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan para petani melakukan mobilitas sosial menjadi perajin. Jika tidak ada suatu program penyadaran baik dari pemerintah maupun masyarakat setempat, dapat dipastikan hasil produksi pertanian akan makin berkurang sehingga negara pun akan mengimpor beras dari luar negeri.
5.2 Saran
Akhirnya, diharapkan penelitian ini mampu memberikan penyadaran pada masyarakat dan dapat menjadi masukan untuk pihak-pihak yang berwenang memberikan kebajikan. Pihak-pihak tersebut misalnya para dewan legislatif dan eksekutif supaya memberikan arahan dan rencana pembangunan yang lebih berpihak pada sektor pertanian, terutama masyarakat miskin pedesaan.
UNSUR EKSTRINSIK PROSA
Unsur Ekstrinsik Cerita (Cerpen/Novel)
Unsur ekstrinsik yaitu nilai-nilai yang terkandung dalam cerita. Nilai-nilai itu antara lain: nilai agama, nilai moral, nilai sosial, nilai budaya.
1. Nilai Agama
Nilai agama yaitu nilai-nilai dalam cerita yang berkaitan dengan aturan/ajaran yang bersumber dari agama tertentu.
Contoh:
Ahim memperlama sujudnya. Ia banyak meminta di tiap sujud karena sujud adalah saat dikabulkannya doa. Ia dengan sepenuh hati meminta kepada Allah agar dimudahkan menghadapi ujian nasional esok. Ahim telah mempersiapkan diri secara maksimal, tetapi ia yakin apa yang akan ia dapat adalah apa yang akan Ia karuniakan kepadanya.
Nilai agama yang terkandung dalam penggalan cerita di atas adalah meminta kepada Allah saat sujud dalam salat.
2. Nilai Moral
Nilai moral yaitu nilai-nilai dalam cerita yang berkaitan dengan akhlak/perangai atau etika. Nilai moral dalam cerita bisa jadi nilai moral yang baik, bisa pula nilai moral yang buruk/jelek.
Contoh:
Amak menatap orang itu dengan nanar. Apa yang diucapkan oleh mulut perempuan itu seperti sekeranjang sampah yang sudah sangat membusuk. Ini hal baru bagi Amak.
“Kau kerja di sini harus izin dulu, tak bisa sekehendak perutmu!”
Perempuan itu sudah paruh baya. Buruknya isi lidahnya mengimbas kepada keburukan wajahnya.
Nilai moral yang terdapat dalam penggalan cerita di atas adalah nilai moral yang jelek, yaitu seorang perempuan yang sangat kasar mulutnya pada orang lain.
Adi mengangkat tubuh Haikal ke pundaknya. Hah…berat juga, katanya dalam hati. Ia berjalan pelan menuruni bukit. Ia harus segera tiba di perkampungan terdekat agar nyawa sahabatnya ini bisa diselamatkan. Gigitan ular berbisa di tempat mereka berkemah semalam, tampak membuat kaki kanan Haikal membiru kehitaman.
Nilai moral yang terdapat dalam penggalan cerita di atas adalah nilai moral yang baik, yaitu kesetiaan seorang sahabat yang berjuang menyelamatkan nyawa sahabatnya.
3. Nilai Budaya
Nilai budaya adalah nilai-nilai yang berkenaan dengan kebiasaan/tradisi/adat-istiadat yang berlaku pada suatu daerah.
Contoh:
Pusing kepala Inop sekarang. Rasanya tumbuh sebuah uban sehari di kepalanya. Ke mana hendak dicarikannya uang tiga juta rupiah untuk diserahkan kepada keluarga calon mertuanya. Uang itu akan digunakan sebagai pengisi sudut namanya, suatu istilah untuk menamakan pemberian pihak calon mempelai laki-laki kepada keluarga calon mempelai perempuan.
“Apa yang harus aku lakukan sekarang, Mak?” tanya Inop agak melotot kepada Amaknya.
“Kau sudah aku bilang, tak usah buru-buru kawin. Ka babini seperti orang sasak cirik sajo. Kini aden juo yang susah!” jawab Mak marah.
Sekarang bukan satu, tiga puluh tiga uban sehari bertunas di kepala Inop.
Nilai budaya yang terdapat dalam penggalan cerita di atas adalah kebiasaan di suatu tempat di Ranah Minang, pihak calon mempelai laki-laki memberi sesuatu kepada pihak keluarga calon mempelai perempuan.
4. Nilai Sosial
Nilai sosial yaitu nilai-nilai yang berkenaan dengan tata pergaulan antara individu dalam masyarakat.
Contoh:
Semua bersedih. Langit pun tampak mendung, seakan ikut bersedih. Jenazah Yuda terbaring kaku di ruang depan. Masyarakat datang berbondong-bondong memenuhi rumah duka. Mereka ikut kehilangan seseorang yang selama ini dikenal sangat rajin mengurus mesjid, ramah, dan ringan tangan dalam memberi bantuan. Sebagian masyarakat sudah berangkat ke pemakaman untuk menggali kuburan, dan mempersiapkan pemakaman.
Nilai sosial yang terdapat dalam penggalan cerita di atas adalah masyarakat yang dengan suka rela menjenguk orang yang kemalangan dan bergotong royong mempersiapkan pemakaman.
SUDUT PANDANG DALAM PUISI
Sudut pandang secara garis besar dibagi menjadi 2 :
1. Sudut pandang orang pertama
2. Sudut pandang orang ketiga
(Apakah ada sudut pandang orang kedua? Bab ini akan dibahas setelah penjelasan kedua sudut pandang tersebut)
Sudut pandang orang pertama
Adalah keadaan seolah-olah penulis/pembaca menjadi tokoh utama didalam cerita, biasanya digunakan subjek “Aku, saya, diriku” dsb.
contoh : aku merasakan sesuatu yang hangat menerpa kulitku. Perlahan aku membuka sedikit-demi sedikit mataku. ‘Sudah siang’ batinku. Kutarik lagi selimut hangat ku untuk menutupi silau mentari yang telah mengusik tidurku…
Salah satu contoh diatas dikhususkan untuk sudut pandang orang pertama sebagai pelaku utama. Ada kalanya si pelaku utama tersebut menceritakan orang lain dalam hal ini sudut pandang tetap pada pelaku utama.
contoh : Aku terus mengikutinya berjalan tanpa sepengetahuannya. Atau mungkin dia tahu aku mengikutinya dan membiarkan begitu saja, aku tidak tahu. Tiba – tiba ia berhenti tanpa alasan yang jelas. Seketika aku panik harus bersembunyi dimana? Aku terlihat seperti orang bodoh, tapi aku hanya ingin tahu kemana arah tujuannya. Mau kemana dia.
Ada pula jenis penggunaan sudut pandang orang pertama sebagai pelaku sampingan. Artinya, keadaan seolah-olah penulis/pembaca sebagai yang bercerita namun posisinya dalam cerita tidak sebagai pelaku utama.
contoh : Aku iri pada Angga, dia sahabatku, sekaligus orang yang kuanggap rival. Ia selalu lebih dilihat dari pada aku. Terkadang aku merasa benci dengannya, tapi ia juga selalu membantuku dalam segala hal. Terlebih kemarin, saat pentas seni. Aku melihatnya bersama Anita, gadis yang kusukai. Aku tak tahu harus mengalah lagi atau tidak. Aku menginginkan Anita, aku rasa dia juga mempunyai perasaan yang sama. Aku tidak menyalahkannya menyukai Anita, karena akupun tak pernah bercerita padanya bahwa aku menyukai Anita. Tapi mengapa setiap hal yang kusukai selalu saja ia sukai juga?
Sudut pandang orang ketiga
Adalah keadaan seolah-olah penulis/pembaca menjadi orang yang sedang menceritakan tokoh utama dalam tulisan/cerita.
Ada banyak variasi dalam menggunakan sudut pandang orang ketiga diantaranya
1. Sudut pandang orang ketiga diluar cerita serba tahu
2. Sudut pandang orang ketiga terbatas
Sudut pandang orang ketiga diluar cerita serba tahu adalah keadaan seolah-olah pelaku mengetahui semua yang dilakukan oleh semua tokoh dalam cerita, tetapi ia tidak terlibat dalam cerita.
contoh : Sore itu cukup kelam, nampaknya hujan akan segera mengguyur kota kecil yang tak dapat dipastikan keberadaan penghuninya tersebut. Angin pun terus bertiup dengan kencang menemani kegundahan hati seorang pemuda yang berjalan beriringan dengannya. Pemuda itu terlihat kusut dibalut dengan seragam putih-abu-abu nya yang penuh noda dan darah, tertulis sebuah tanda pengenal pada dada bidangnya, Angga Prasetya. Ia tidak tahu harus pergi kemana, karena memang ia tidak mengenal tempat dimana ia berada sekarang. Beberapa puluh meter setelah ia berjalan ia melihat sesosok manusia yang entah iapun tidak tahu siapa.
“Hey” teriaknya dari kejauhan. Namun yang ia dapat hanya kebisuan. Ia mempercepat langkahnya untuk menghampiri sosok itu. Namun ternyata sosok itu hanyalah sebuah patung tak bernyawa.
Penjelasan : pencerita dapat mengatakan apa yang sosok Angga pikirkan, itulah yang saya mahsud dengan serba tahu dan dalam penggalan cerita diatas pencerita tidak termasuk dalam tokoh.
Kebalikannya, sudut pandang orang ketiga terbatas hanya dapat menceritakan tokoh-tokohnya secara objektif (hal-hal yang dilakukan tokoh) tidak dapat mengetahui pikiran dan apa yang dirasakan tokoh.
Selanjutnya, adakah sudut pandang orang kedua?
Mungkin anda akan berpikir kalo penggunaan cara bercerita dengan menggunakan subjek “Engkau, Kamu” maka berarti itu memiliki sudut pandang orang kedua. Tapi aslinya tidak demikian. Coba cermati dan pahami penggalan cerita di bawah :
Kau terduduk lesu di sudut kamarmu, Kau menangis. Kau tahu hatimu tidak menginginkan hal ini, tapi kau tetap harus menjalaninya. Menjalani hari-hari yang menurutmu seperti neraka. Padahal kau yakin kau tidak bersalah. Kau terlalu lemah bahkan untuk mengatakan tidak kaupun tidak bisa.
Hm, bagaimana bisa menyimpulkan ini termasuk sudut pandang siapa? Di sini pencerita menceritakan keadaan tokoh “Kau” dan pencerita tidak termasuk dalam cerita. Penggalan cerita diatas menggunakan sudut pandang orang ketiga diluar cerita. Namun akan berbeda jika si pencerita menyertakan dirinya dalam cerita, maka sudut pandang yang digunakan menjadi sudut pandang orang pertama.
contoh : Aku melihat kau terduduk lesu di sudut kamarmu, Kau menangis. Kau tahu hatimu tidak menginginkan hal ini, tapi kau tetap harus menjalaninya. Menjalani hari-hari yang menurutmu seperti neraka. Padahal kau yakin kau tidak bersalah. Aku pun yakin kau tidak bersalah. Kau terlalu lemah bahkan untuk mengatakan tidak kaupun tidak bisa. Tapi, kenyataannya akulah yang lebih lemah, aku tak bisa berbuat apa-apa, aku hanya bisa melihatmu menderita.
PUISI BERANTAI
PUISI BERANTAI
PANGERAN CINTA (A)
A : JULEHA, WAJAHMU CANTIK BAGAIKAN BULAN DI MALAM HARI,
TUBUHMU SEKSI SEPERTI BIOLA, MATAMU BERSINAR, DAN
BIBIRMU INDAH MENAWAN SEPERTI ……..
A : BUNGA MAWAR. HARUM SEMERBAK DI TAMAN, INDAH DI
PANDANG MATA. JULEHA, ANDAI KITA MENIKAH NANTI, KAU
AKAN KUBELAI, KUSAYANG, KUCIUM LALU…
A : KU CUMBU PENUH KEMESRAAN. DUHAI JULEHA… ANDAI KITA
MENIKAH, AKU AKAN MENGAJAKMU BERBULAN MADU. KITA
BERSENANG-SENANG. MARI KITA BERBULAN MADU KE ………..
A : JULEHA, AKU CINTA PADAMU. AKU SAYANG PADAMU. TAPI
HARAPANKU MUSNAH. BABEHMU GALAK, IBUMU TAK MERESTUI.
AKU PUN PATAH HATI. AKU KINI SEORANG DIRI. BIARKAN AKU
MATI BUNUH DIRI DAN TERKUBUR DI BAWAH TUMPUKAN….
A : TANAH AIR INDONESIA
PUISI BERANTAI
TUKANG TAHU (B)
B : TAHU GORENG….. AKU ADALAH TUKANG TAHU. SETIAP HARI,
TANPA KENAL LELAH AKU BEKERJA MEMBUAT TAHU.
KUSIAPKAN ADONAN, LALU ………..
B : AKU GODOK DENGAN AIR MENDIDIH. ISI TAHUKU UNIK LOH.
BIASANYA AKU ISI TAHUKU DENGAN DAGING, DENGAN BASO.
BAHKAN KADANG-KADANG AKU ISI TAHUKU DENGAN….
B : GEROBAK TAHU. HARI INI GEROBAK TAHUKU RUSAK. AKU INGIN
SEKALI MEMBELI GEROBAK TAHU YANG BARU. TAPI UANGKU
HABIS. SUDAH DUA HARI INI AKU TIDAK MAKAN NASI. AKU
SEHARI-HARI HANYA MAKAN …….
B : TAHU-TAHU BASI. KINI AKU MERANA. DAGANGANKU LUDES,
BADANKU LEMES, PERUTKU MULES. AKU PUN MALES. AH… APES.
SEMOGA DOAKU TERBALES. DALAM TIDURKU AKU BERDOA
LIRIH…
PUISI BERANTAI
PEJUANG KEMERDEKAAN (C)
C : KU TEMBAK DENGAN SENAPAN. PENJAJAH HARUS DIUSIR DARI
NEGERI INI. UNTUK MENGUSIR MEREKA, KUSIAPKAN SENAPAN
YANG CANGGIH, LALU KU ISI SENAPANKU DENGAN ………
C : PELOR. BANYAK PENJAJAH YANG BERHASIL AKU USIR.
PORTUGIS KALAH KARENA KU USIR DENGAN SENAPAN,
BELANDA KALAH KARENA KU USIR DENGAN BOM. DAN JEPANG
KALAH KARENA ……..
C : BAMBU RUNCING YANG BESAR DAN TAJAM. DADAKU BERGETAR
SAAT MELAWAN PENJAJAH, DARAHKU MENGALIR PANAS
MELIHAT KEKEJAMAN PENJAJAH, TEKADKU MEMBARA. AKU
BERTERIAK DENGAN PENUH SEMANGAT…
C : GANYANG PARA PENJAJAH, HABISI PARA PENJAJAH, LAWAN
PARA PENJAJAH. HINGGA TETES DARAH PENGHABISAN, AKU
AKAN TETAP BERJUANG, HANYA UNTUK TANAH TUMPAH
DARAHKU….
C : TANAH AIR INDONESIA
ANALISIS PUISI "SENJA DI PELABUHAN KECIL"
SENJA DI PELABUHAN KECIL
Buat Sri Aryati
Ini kali tidak ada yang mencari cinta
Di antara gudang-gudang, rumah tua , pada cerita
Tiang serta temali. Kapal, perahu tiada yang berlaut,
Menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut
Gerimis mempercepat kelam, ada juga kelepak elang
Menyinggung muram,desir hari lari berenang
Menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini, tanah, air tidur, hilang ombak.
Tiada lagi, aku sendiri, Berjalan
Menyisir semenanjung, masih penggap harap
Sekali tiba di ujung dan sekali selamat jalan
Dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa berdekap
(Chairil Anwar,1946)
A. Struktur Fisik Puisi
1. diksi (pilihan kata)
Pilihan kata banyak mengunakan kata-kata yang bernada muram,dipantulkan
oleh kata-kata: gudang, rumah tua, tiang , temali, kelam, laut, tidur,
hilang ombak, ujung dll.
2. pengimajinasian(imagery/pencitraan)
Penggunaan kata-kata yang digambarkan atas bayangan konkret apa yang
kita hayati secara langsung melalui pengindraan manusia.
Di antara gudang-gudang, rumah tua , pada cerita ( imaji visual
penglihatan.)
3. kata konkret( penyebab terjadinya imaji)
Untuk melukiskan dan menumbuhkan imajinasi dalam daya bayang pembaca,
maka penyair mengkonkretkan kata-kata seperti: sepi yang mencekam, kapal
tiada berlaut, gerimis mempercepat kelam, kelepak elang menyinggung
kelam.
4. majas(bahasa figuratif)
Gaya bahas hiperbola ditemukan pada kalimat ”dari pantai keempat sedu
penghabisan bisa terdekap”. Kata ”senja” melambangkan berpisahnya suatu
hubungan percintaan. ”perahu tiada berlaut” melambangkan hati yang tiada
keceriaan dankegembiraan karena kehilangan cinta.
5. verifikasi(rima,ritma, metrum)
Masih mengikuti pola lama. Rima akhir setiap bait( /ta-ta-ut-ut(abab) dan
(/ang-ang-ak-ak(aabb), dan pada bait ketiga rima akhir berubah menjadi
(abab). Ritma barupa ikatan yang mengikat bait dengan menggunakan
keterangan kalimat. Pada bait pertama menggunakan frasa/ini kali/ pada
bait kedua menggunakan/gerimis/ pada bait ketiga menggunakan /tiada
lagi). Kata pengikat tersebut memunculkan gelombang irama baru.
6. tipografi(tata wajah)
Mengunakan tipografi puisi konvenional dengan dilengkapi enyambemen
berupa titik ditengah baris yang menunjukan bahwa gagasan pada suatu
baris dalam puisi masih berlanjut pada baris berikutnya.
Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang menyinggung
muram, desir hari lari berenang.
B. Struktur batin puisi
1. Tema :
Bertema tentang kedukaan karen kegagalan cinta atau cinta yang gagal shingga menimbulkan kedukaan.
Jika kita uraikan bait demi bait, maka struktur tematik/struktur intaksis sebagai berikut:
Bait I
Penyair merasakan kehampaan hati karena cintanya yang hilang. Kenangan cinta sangat memukul hatinya sehingga hatinya mati setelah orang yang di cintainya pergi seperti kapal yang tidak berlaut hidupnya tiada berarti
Bait II
Duka hati penyair menambah kelemahan jiwa karna sepi, kelam, sehingga kelepak elang dapat didengar. Harapan bertemu dengan kekasihnya timbul tenggelam tetapi harus dilupakan karena cintanya tinggal bertepuk sebelah tangan dan menimbulkan kelukaan yang dalam
Bait III
Setelah mendengar Sri Ayati bahwa ia telah membunyai seorang suami hingga harapannya di pertegas dengan “sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan”. Ratap tangis menggema sampai pantai keempat.
2. Nada :
Penyair menceritakan kegagalan cintanya dengan nada ratapan yang sangat mendalam, karena lukanya benar-benar sangat dalam.
3. Perasaan :
Perasaan penyair pada waktu menciptakan puisi merasakan kesedihan,
kedukaan, kesepian, dan kesendirian itu disebabkan oleh kegagalan cintanya dengan Sri Ayati. Bahkan sedu tangisnya menggumandang sampai ke pantai keempat karena kegagalan cintanya. Harapan untuk mendapatkan perempuan pujaannya diumpamakan sebagai ”pelabuhan cinta”.
4. Amanat : Penyair inggin mengungkapkan kegagalan cintanya yang menyebabkan seseorang seolah-olah kehilangan segala-galanya. Cinta yang sungguh-sungguh akan menyebabkab seseorang menghayati apa arti kegagalan secara total.
PEMANFAATAN WALUH (Cucurbuta moschata ex.Pair) MENJADI TEPUNG SEBAGAI PELUANG USAHA PEMBUATAN BISKUIT WALUH
PEMANFAATAN WALUH (Cucurbuta moschata ex.Pair)
MENJADI TEPUNG SEBAGAI PELUANG USAHA PEMBUATAN BISKUIT
WALUH
PKMK
1. Rasta Maranta Rainbow Pasta Maranta: Inovasi Pangan Lokal Menuju Global (Athfal Alex Al Buntoni)
2. Metaloka Laboratorium Berjalan Inovatif (Erna Setianingsih)
3. KKJ Kamus Kedokteran Bahasa Jawa Kamus Saku Tenaga Kesehatan Jurus Jitu Telusuri Keluhan Pasien Jawa (Mariana Ulfa)
4. Edutourism English Course EEC: Bisnis Kursus Bahasa Inggris Dengan Metode Pembelajaran Wisata Budaya dan Sejarah (Mirza Praetya K)
5. Ajisaka Scrabble Aksara Jawa Sebagai Media Pelestari Budaya dan Alat Pembelajaran Aksara Jawa dengan Fun Method (Muhammad Alim Nurhalimi)
6. Bone Clinxs Groming Hewan Kesayangan (Muhammad Atma S)
7. Pelipat Baju Terapsi: Pelipat BAju Cepat Rapi dan Berseni (Nisa Salsabila Shafaruddin)
8. Srikandi Sandal dan Sepatu Wedges dengan Sol Corak Batik dari Kain Perca Khas Indonesia
9. Penambangan Pasir Zeolit di Kawasan Gunungkidul Untuk Kebutuhan Petshop (Satrio Wibowo)
PKM-KC
Prototype Sistem Pemantauan dan Pengawasan Wilayah Perbatasan Berbasis UAV (Unmanned Aerial Vehicle) (Fajar Aji Nugroho)
PKMM
1. Kader Semut: Program Kaderisasi Kesehatan Gigi dan Mulut Untuk Guru dan Orang Tua Pada Anak Tuna Grahita di Kota Yogyakarta (Wisuka Paluphi)
2. Mahasiswa Kedokteran siap Bantu kelahiran: Kuda Sumbawa, Korps Pemuda Peduli Kesehatan Masyarakat Menengah ke Bawah (Wiwid Santika)
3. Biofertilizer Fermentatif Dari Urin Kambing PE sebagai Hasil Pengolahan Limbah Berpotensi strategis bagi Masyarakat Desa Barak 1 Margoluwih Seyegan Sleman (Yulias Anis Rahmawati)
4. Dreams The World: Upaya Tunanetra Melihat Dunia (Lintang Galih Sukma)
PKMP
1. Zingiber Officinale Tanaman Herbal Kayya MAnfaat sebagai Agen Kaya Manfaat sebagai Agen Kemopreventif Pada Penderita Kanker Payudara dengan Efek Samping Minimal. Kajian Efek Sitotoksik Pada Cell Line Kanker Payudara T47D melalui Mekanisme Induksi Apoptosis Dan Antiangiogenesis (Bagas Adhimurda Marsudi)
2. Ekstrak Etanolik Kulit Kayu secang Caesalpina Sappan L. Agen Kemopreventif yang Selektif: Kajian In Vitro (Bani Adlina Shabrina)
3. Sintesis Anti Malaria N-34-Dimetoksibenzil-110 Fenantroinium Biromida dari Minyak Daun Cengkeh dan Uji Anti Malaria In Vitro Terhadap Plasmodium FCR 3 (Dhina Fitriastuti)
4. Studi Kelayakan Lava Tour Dalam Perspektif Pariwisata Berkelanjutan di Dusun Cagkringan Sleman Yogyakarta (Enggar Dwi Cahyo)
5. Aplikasi Limbah Kulit Jerk Bali Citrus Maxima Sebagai Sumber Fitoestrogen Serta Kajian Docking Terhadap AP ER dan ER (Erlina Rivanti)
6. Ekstraksi Dan Uji Stabilitas Antosianin Dari Buah Buni Antidesma Bunius L Sebagai Alternatif Pewarna Makanan Yang Aman (Fera Amelia)
7. Permen Balok Pellet: Fermentasi Bahan Pangan Lokal sebagai Alternatif Pakan Ayam Buras yang Murah, Praktis dan Alami (Luthfan)
8. Potensi Kulit Jeruk Purut Citrus Hystrix D.C. Sebagai Agen Kardio-Hepatoprotektif Pada Penekanan efek Kardio-Hepatotoksik Kemoterapi (Nindi Wulandari)
9. Bone Graft Serbuk Tulang Sapi Sebagai Inovasi Dalam Mempercepat Kesembuhan Patah Tulang Yang Diujikan Pada Anjing Canine Domesticus (Rais Dwi Abadi)
PKMT
1. Automatic Pet Feeder with SMS Report (Afriyani Soraya Sari)
2. Blind Sonar Sebagai Alat Bantu Berjalan Bagi Penyandang Tuna Netra (Indra Darmawan Budi)
3. Sistem Peringatan Dini Daerah Aliran Sungai Gunung Merapi Sipeni Dari merapi: Sensor Network Sebagai Sistem Peringatan Dini Bahaya Aliran Lahar Dingin Pada Daerah Aliran Sungai Gunung Merapi (Lukman Awaludin)
4. PAPRESS: Package of Angioplasty Rehabilitation Success Solution. Pengembangan Teknologi Flash dan Modul Pembelajaran Sebagai Upaya Menyukseskan Rehabilitasi Pasien Post PTCA Percutaneus Transluminal Coronary Angioplasty (Pramana Pananja Putra)
sumber: dikti.go.id
SK Kemdikbud RI No: 43/DIKTI/Kep/2012
A. JUDUL PROGRAM
PEMANFAATAN WALUH (Cucurbuta moschata ex. Pair) MENJADI TEPUNG
SEBAGAI PELUANG USAHA PEMBUATAN BISKUIT WALUH.
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Tingkat kesehatan masyarakat tergantung pada kualitas makanan yang
dikonsumsi setiap hari, yaitu jenis maupun jumlah gizi yang disediakan makanan
bagi tubuh. Kualitas makanan tidak terletak pada kelezatan cita rasa atau
penempilannya, namun pada jenis atau kandungan gizi yang terkandung di
dalamnya. Manusia membutuhkan zat-zat gizi antara lain protein, lemak,
karbohidrat, vitamin dan mineral. Unsur-unsur gizi tersebut tidak dapat disediakan
secara lengkap dalam satu jenis makanan, maka untuk memenuhi kebutuhan tubuh
manusia perlu mengkonsumsi beberapa jenis makanan atau minuman secara
bersamaan dan bervariasi. Penganekaragaman dan peningkatan gizi makanan perlu
didukung dengan penyediaan produk-produk makanan yang memiliki kandungan
gizi cukup tinggi dengan harga terjangkau.
Buah waluh mengandung unsur gizi cukup lengkap, sementara harganya
terjangkau oleh lapisan masyarakat bawah sehingga memungkinkan untuk
dikembangkan untuk menjadi produk pangan. Keistimewaan lain dari waluh adalah
dapat ditanam di lahan-lahan yang kering atau tegalan. Waluh merupakan salah satu
komoditas pertanian yang benyak mengandung β-karoten atau provitamin-A yang
sangat bermanfaat bagi kesehatan. Selain itu waluh juga mengandung zat gizi seperti
protein; karbohidrat; beberapa mineral seperti kalsium, fosfor, besi; serta beberapa
vitamin yaitu vitamin B dan C.
Kandungan gizi yang dimiliki waluh menjadikannya sebagai sumber pangan
yang cukup potensial untuk dikembangkan dan dapat diandalkan. Salah satunya
dapat dimanfaatkan menjadi tepung waluh yang kemudian dapat digunakan dalam
pembuatan biskuit waluh. Tepung waluh mengandung karbohidrat yang tinggi
sehingga sangat berperan dalam pembuatan adonan pati. Selain itu tepung waluh
mempunyai kualitas tepung yang baik karena sifat gelatinisasi yang baik, sehingga
dapat membentuk adonan dengan konsistensi, kekenyalan, viskositas, maupun 3
elastisistas yang baik, dengan demikian biskuit yang diproduksi dengan
menggunakan tepung waluh akan berkualitas baik pula.
Dari kelebihan tersebut maka biskuit waluh memiliki peluang usaha yang
cukup tinggi karena belum banyak diproduksi biskuit yang menggunakan bahan dari
tepung waluh sehingga prospek keberhasilan usaha cukup menjanjikan.
C. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraiakan di atas, maka permasahan
yang dibahas dalam program ini adalah:
a. Bagaimana cara memanfaatkan hasil pertanian lokal yang berlimpah (waluh)
menjadi sesuatu produk yang bernilai ekonomi tinggi?
b. Bagaiman cara pembuatan tepung waluh?
c. Bagaimana cara pembuatan biskuit waluh?
d. Bagaimana menciptakan peluang usaha dari produksi biskuit waluh?
e. Bagaiman cara mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya dari hasil usaha
penjualan produk biskuit waluh?
D. TUJUAN PROGRAM
Tujuan program yang hendak dicapai adalah sebagai berikut :
a. Memberikan pengetahuan dan pengenalan kepada masyarakat bahwa waluh
(Cucurbuta moschata ex. Pair) dapat diolah menjadi tepung sebagai bahan
pembuatan biskuit.
b. Menumbuhkan jiwa kewirausahaan di kalangan mahasiswa untuk mendorong
terciptanya wirausaha baru dengan memanfaatkan hasil tanaman lokal waluh
sebagai produk biskuit waluh.
c. Berorientasi pada profit, sebagai layaknya wirausahawan.
d. Untuk mengetahui prospek usaha biskuit waluh di lingkungan kampus dan
tempat distribusi yang lain.
e. Untuk memanfaatkan hasil tanaman lokal yang berlimpah menjadi produk
olahan yang bernilai ekonomi tinggi. 4
E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Luaran yang diharapkan dalam program ini adalah :
a. Terciptanya peluang usaha mandiri yang bergerak disektor home industri yang
mengacu pada bidang kesehatan.
b. Meningkatkan karya kreatifitas inovatif mahasiswa dalam rangka bereksperimen
dan menemukan hasil karya yang bermanfaat dan tepat guna.
F. KEGUNAAN PROGRAM
Adapun kegunaan program yang dimaksud adalah :
a. Meningkatkan inovatif mahasiswa dalam menemukan hasil karya yang dapat
dimanfaatkan sebagai peluang usaha.
b. Untuk meningkatkan kreatifitas dan penalaran pada pengembangan ilmu
teknologi pangan.
c. Memperkenalkan kepada masyarakat agar dapat memanfaatkan hasil pertanian
yang melimpah / waluh sebagai produk olahan tepung waluh yang dijadikan
peluang usaha biskuit waluh.
G. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA
1. Prospek Pengembangan Biskuit Waluh sebagai Makanan Ringan
Biskuit waluh merupakan suatu produk olahan dari pemanfaatan tepung
waluh. Hal ini terbukti dari kandungan gizi yang ada yaitu adanya protein,
karbohidarat yang cukup tinggi, dan adanya beberapa enzim seperti amylase,
protease, lipase, dan oksidase. Biskuit waluh dapat dijadikan sebagai peluang usaha
yang menjanjikan karena untuk memperoleh atau menanamnya juga mudah, harga
untuk mendapatkannya juga murah, mengandung vitamin A yang tinggi sehingga
bermanfaat untuk menjaga kesehatan mata.
Biskuit waluh memiliki peluang usaha yang cukup tinggi terutama di daerah
Sekaran Gunungpati dan sekitarnya. Hat tersebut dikarenakan beberapa alasan
diantaranya: (1) Di Sekaran Gungungpati belum pernah ada usaha yang
memproduksi waluh sebagai biskuit waluh sebagai usaha. (2) Bahan baku mudah
diperoleh sehingga ketersediannya cukup terpenuhi. (3) Proses produksi tidak
membutuhkan biaya besar, mudah, dan praktis. (4) Dalam proses produksi tidak 5
membutuhkan keahlian khusus. (5) Dalam hal konsumen, didukung dengan oleh
banyaknya orang dewasa dan remaja khususnya di daerah Sekaran Gunungpati dan
sekitarnya yang menggemari makanan ringan sebagai camilan sehat.
Untuk itu dengan adanya gagasan memproduksi biskuit waluh ini diharapkan
dapat menambah jenis keanekaragaman hasil olahan buah waluh dan dapat dijadikan
suatu peluang usaha yang baru khususnya bagi mahasiswa.
2. Keunggulan Biskuit Waluh
a. Bahan baku mudah didapat dari petani lokal dengan harga yang relatif murah.
b. Buah waluh mengandung vitamin A yang lebih banyak sehingga baik untuk
kesehatan mata.
c. Buah waluh memiliki kadar karbohidrat yang tinggi.
d. Biskuit waluh merupakan sumber vitamin A dengan kandungan β-karoten yang
sangat tinggi.
e. Biskuit waluh lebih murah harganya kerena sebagian bahan yang berupa tepung
terigu digantikan dengan tepung waluh.
f. Biskiut waluh memiliki kandungan lemak yang rendah.
3. Keterkaitan dengan Produk Lain Termasuk Perolehan Bahan Baku
Perolehan bahan biskuit waluh sangat mudah didapat. Karena banyak petani
lokal membudidayakan buah waluh yaitu dari daerah Gunung Pati Semarang. Hal
tersebut berdasarkan lokasinya dekat dengan tempat produksi/ tempat usaha,
harganyapun relatif murah.. Sehingga ketersediaan bahan baku yang memadai dapat
menjamin kelangsungan usaha pembuatan biskuit waluh.
4. Peluang Usaha
Biskuit waluh mempunyai prospek usaha yang menjamin , karena di Sekaran
Gunung Pati Semarang belum pernah ada yang mencoba mengembangkan Home
Industri biskuit waluh, oleh karena itu peluang pasarnya masih cukup tinggi.
5. Media Promosi yang Digunakan
Untuk menunjang proses pemasaran, ada beberapa alternatif yang bisa
digunakan untuk mempromosikan produk ini, sehingga lebih dikenal oleh
masyarakat dan menjadi pilihan masyarakat. Media ini berupa, pamflet, spanduk,
leaflet serta untuk pertama kali penjualan akan dibagikan secara gratis. 6
6. Strategi Pemasaran yang Akan Diterapkan
Strategi pemasaran yang digunakan dalam usaha Home Industri biskuit
waluh:
a. Kebijakan Produk
Usaha ini bergerak dalam bidang produksi dan distribusi. Jenis produk ini
berupa biskuit waluh.
b. Kebijakan Harga
Harga yang diberikan kepada konsumen yaitu sebesar Rp. 3.500,00 per
bungkusnya.
c. Kebijakan Promosi
Untuk meningkatkan hasil penjualan biskuit waluh perlu dilakukan promosi.
Bentuk promosi ini diantaranya yaitu pemasangan pamflet, spanduk, penyebaran
leaflet, serta untuk promosi awal, produk ini akan dibagikan secara cuma-cuma atau
gratis.
d. Kebijakan Distribusi
Distribusi hasil produksi kepada para konsumen dilakukan kerjasama dengan
mitra distribusi Mini Market kawasan UNNES.
7. Rencana Produksi Selama Empat Bulan
Rencana produksi biskuit waluh adalah sebagai berikut :
a. 2 Minggu : 40 bungkus
b. 4 Bulan : 8 x 40 = 320 bungkus
Harga biskuit waluh adalah Rp. 3.500,00
8. Analisa Keuangan
Investasi awal yang diperlukan:
Tabel 1. Investasi Awal
1 Timbangan 1 @ 200.000,00 Rp. 200.000,00
2 Timbangan roti 1 @ 50.000,00 Rp. 50.000,00
3 Pisau 4 @ Rp. 5.000,00 Rp. 20.000,00
4 Telenan 3 @ Rp. 4.000,00 Rp. 12.000,00
5 Baskom 4 @ Rp. 50.000,00 Rp. 200.000,00
6 Centong 2 @ Rp. 2.000,00 Rp. 4.000,00
7 Loyang alumunium 6 @ Rp. 10.000,00 Rp. 60.000,00
8 Blender 2 @ Rp. 150.000,00 Rp. 300.000,00
9 Ayakan 2 Rp. 10.000,00 Rp. 20.000,00
10 Plastik 1 @ 5.000,00 Rp. 5.000,00 7
11 Mixser 1 @ Rp. 250.000,00 Rp. 250.000,00
12 Kompor 1 @ Rp. 150.000,00 Rp. 150.000,00
13 Oven 1 @ 500.000,00 Rp. 500.000,00
14 Kuas kue 2 @ Rp. 2.000,00 Rp. 4.000,00
15 Kas Usaha Rp. 600.000,00
Jumlah Investasi Awal Rp 2.375.000,00
9. Biaya Operasional Per Bulan
Tabel 2. Biaya Operasional Per Bulan
1 Waluh basah 2 kg @ Rp. 3.000,00 Rp. 6.000,00
2 Tepung terigu 2 kg @ Rp. 7.000,00 Rp. 14.000,00
3 Tepung maizena 1,2 kg @ Rp. 8.000,00 Rp. 9.600,00
4 Mentega 0,4 kg @ Rp. 15.000,00 Rp. 6.000,00
5 Gula halus 1,6 kg @ Rp. 6.500,00 Rp. 10.400,00
6 Telur ayam 2 kg @ Rp. 14.000,00 Rp. 28.000,00
7 Soda kue 4 sdt Rp. 2.000,00
8 Minyak Tanah 12 Liter @ Rp. 4.500,00 Rp. 54.000,00
9 Beban Transportasi Rp. 30.000,00
10 Beban Promosi Rp. 10.000,00
11 Beban Listrik Rp. 10.000,00
Jumlah Investasi Awal Rp. 180.000,00
10. Analisis Pendapatan dan Keuangan
Produksi 1 bulan = 80 bungkus
Produksi 4 bulan : 4 x 80 = 320 bungkus
Harga biskuit waluh yang ditawarkan = Rp. 3.500,00 per bungkus
Hasil penjualan 4 bulan = 320 x Rp. 3.500,00
= Rp. 1.120.000,00
Total biaya operasional 4 bulan = 4 x Rp. 180.000,00
= Rp. 720.000,00
Keuntungan tiap 4 bulan = Rp. 1.120.000,00 – Rp. 720.000,00
= Rp. 400.000,00
H. METODE PELAKSANAAN PROGRAM
Pelaksanaan program usaha biskuit waluh ini terdiri atas dua proses yaitu
pembuatan tepung dan pembuatan biskuit waluh. Proses pembuatan tepung waluh
terdiri dari tiga tahap yaitu persiapan alat dan bahan, pembuatan tepung waluh dan
pengemasan. Sedangkan pembuatan biskuit waluh terdiri dari 4 tahap, yaitu 8
persiapan alat dan bahan, pembuatan biskuit waluh, pengemasan produk dan
pemasaran.
1. Proses Pembuatan Tepung Waluh
1) Persiapan Alat dan Bahan
Sebelum membuat tepung waluh, langkah awal yang akan kita lakukan
adalah mempersiapkan alat dan bahan. Hal itu dilakukan agar dapat memperlancar
proses pembuatan tepung waluh sehingga dapat diolah menjadi biskuit.
Adapun tahap persiapan alat dan bahan meliputi:
a. Persiapan alat:
Timbangan : 1 buah
Pisau : 4 buah
Telenan : 3 buah
Baskom : 4 buah
Centong : 2 buah
Loyang alumunium : 6 buah
Blender : 2 buah
Ayakan : 2 buah
Plastik : 1 pak
b. Persiapan Bahan Baku Tepung Waluh
Waluh : 2 kg
2) Pembuatan Tepung Waluh
a. Waluh dipotong-potong membujur menjadi ± 8 potong.
b. Waluh yang sudah dipotong dicucu dengan air mengalir untuk
menghilangkan kotoran yang melekat pada kulit buah. Pencucian dilakukan
hingga benar-benar bersih.
c. Waluh dihilangkan biji dan serabutnya serta dikupas kulitnya sampai bersih.
d. Setelah dikupas kulitnya dipotong-potong tipis dan kecil dengan tujuan
mempercepat proses pengeringan.
e. Waluh dikeringkan dengan tenaga surya selama 4-6 hari (tergantung pada
cuaca)
f. Potongan waluh yang sudah kering segera digiling atau dihancurkan
menggunakan blender hingga hancur menjadi bubuk atau tepung. 9
g. Tepung waluh hasil penghancuran kemudian diayak dengan saringan
berukuran lubang 60 mesh.
h. Tepung yang lolos ayakan ditampung dalam tempat sendiri, sementara yang
tidak lolos digiling lagi hingga lolos ayakan. Usahakan sedikit mungkin
tepung waluh yang tersisa (tidak lolos ayakan).
3) Pengemasan Tepung Waluh
Tepung waluh hasil pengayakan harus segera dikemas dalam kantong plastik.
2. Proses Pembuatan Biskuit Waluh
1) Persiapan Alat dan Bahan
Sebelum membuat usaha biskuit waluh, langkah awal yang akan kita lakukan
adalah mempersiapkan alat dan bahan. Hal itu dilakukan agar dapat memperlancar
proses produksi biskuit waluh sehingga dapat diterima oleh konsumen. Selain itu
kelengkapan alat dan bahan dapat menjadi indikator keberhasilan proses produksi
yang berkualitas dan memiliki cita rasa yang disukai.
Adapun tahap persiapan alat dan bahan meliputi:
a. Persiapan alat:
Timbangan : 1 buah
Mixser : 1 buah
Oven : 1 buah
Loyang : 6 buah
Baskom : 4 buah
Kuas kue : 2 buah
Kompor : 1 buah
b. Persiapan Bahan Baku Biskuit Waluh
Tepung terigu : 2 kg
Tepung waluh : 1 kg
Tepung maizena : 1,2 kg
Mentega : 0,4 kg
Gula halus : 1,6 kg
Telur ayam : 2 kg
Soda kue : 4 sdt 10
2) Pembuatan Biskuit Waluh
a. Mentega dan gula halus dikocok hingga putih. Kemudian telur dimasukkan
sambil terus dikocok hingga menjadi adonan yang mengembang.
b. Tepung terigu, tepung waluh, dan tepung maizena dicampur rata, kemudian
sedikit demi sedikit dimasukkan ke dalam adonan dan diaduk hingga
tercampur rata.
c. Selanjutnya adonan dicetak dengan cetakan biskuit.
d. Pada bagian permukaan adonan yang telah dicetak diolesi dengan sedikit
mentega.
e. Adonan dalam loyang dipanggang dalam oven dengan suhu 170 oC selama 20
menit hingga matang. Selanjutnya dikeluarkan dan didinginkan
3) Pengemasan Biskuit Waluh
Biskuit waluh yang telah didinginkan sebaiknya segera dikemas agar tetap
renyah. Pengemasan menggunakan mika.
4) Pemasaran
Terlampir
I. JADWAL KEGIATAN PROGRAM
Tabel 3. Jadwal Kegiatan Program
Bulan No. Kegiatan I II III IV
1 Persiapan dan Pengadaan Bahan XX
2 Uji Coba Pembuatan dan uji
Panelis X
4 Pembuatan Biskuit waluh X
6 Promosi XX
7 Pemasaran X XXXX
8 Pembuatan Laporan XX
9 Penyerahan Laporan Akhir X
J. NAMA DAN BIODATA KETUA SERTA ANGGOTA KELOMPOK
Ketua Pelaksana Kegiatan
Nama : Novan Tri Maulanta
NIM : 6450405232
Fakultas/ Jurusan : FIK/ Ilmu Kesehatan Masyarakat 11
Semester : VII (tujuh)
Waktu untuk Kegiatan PKM : 3 jam / minggu
No. Telepon/HP : 085645327820
E-mail : -
Anggota pelaksana
Anggota 1
Nama : Maria Purna Rosari Kuswardhani
NIM : 6450405223
Fakultas/ Jurusan : FIK/ Ilmu Kesehatan Masyarakat
Semester : VII (Tujuh)
Waktu untuk Kegiatan PKM : 3 jam / minggu
No. Telepon/HP : 08563658526
E-mail : purnarosa@yahoo.co.id
Anggota 2
Nama : Devy Ayu Trisnawati
NIM : 6450405231
Fakultas/ Jurusan : FIK/ Ilmu Kesehatan Masyarakat S1
Semester : VII (Tujuh)
Waktu untuk Kegiatan PKM : 3 jam / minggu
No. Telepon/HP : 085640330466
E-mail : dv_iu@yahoo.co.id
Anggota 3
Nama : Kriti Sandi Yunika
NIM : 3301405515
Fakultas/ Jurusan : FE/ Akuntansi
Semester : VII (Tujuh)
Waktu untuk Kegiatan PKM : 3 jam / minggu
No. Telepon/HP : 085729225746
E-mail : -
Anggota 4
Nama : Ayu Lidya Widyasmara
NIM : 6450407047 12
Fakultas/ Jurusan : FIK/Ilmu Kesehatan Masyarakat
Semester : III (Tiga)
Waktu untuk Kegiatan PKM : 3 jam / minggu
No. Telepon/HP : 085641718670
E-mail : -
K. NAMA DAN BIODATA DOSEN PENDAMPING
1. Nama : Widya Harry Cahyati S,KM, M.kes
2. Golongan Pangkat dan NIP : Penata Muda/III A dan 132 308 386
3. Jabatan Fungsional : Asisten Ahli
4. Jabatan Struktural : -
5. Fakultas/ Program studi : Ilmu Keolahragaan/ Ilmu Kesehatan Masyarakat
6. Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Semarang
7. Bidang Keahlian : Ilmu Kesehatan Masyarakat
8. Waktu untuk Kegiatan PKM : 4 (empat) bulan
L. BIAYA
1. Rekapitulasi Biaya
Tabel 4. Rekapitulasi Biaya
No. Jenis Pengeluaran Jumlah
1.
2.
3.
4.
5.
Pembuatan Biskuit waluh
Dokumentasi
Transportasi
Penyusunan Laporan
Lain-lain
Rp 1.955.000,00
Rp. 730.000,00
Rp. 850.000,00
Rp. 730.000,00
Rp. 435.000,00
2. Pembuatan Biskuit Waluh
Tabel 5. Kebutuhan dalam Pembuatan Biskuit Waluh
1 Timbangan 1 @ 200.000,00 Rp. 200.000,00
2 Timbangan roti 1 @ 50.000,00 Rp. 50.000,00
3 Pisau 4 @ Rp. 5.000,00 Rp. 20.000,00
4 Telenan 3 @ Rp. 4.000,00 Rp. 12.000,00
5 Baskom 4 @ Rp. 50.000,00 Rp. 200.000,00
6 Centong 2 @ Rp. 2.000,00 Rp. 4.000,00
7 Loyang alumunium 6 @ Rp. 10.000,00 Rp. 60.000,00
8 Blender 2 @ Rp. 150.000,00 Rp. 300.000,00
9 Ayakan 2 Rp. 10.000,00 Rp. 20.000,00 13
10 Plastik 1 @ 5.000,00 Rp. 5.000,00
11 Mixser 1 @ Rp. 250.000,00 Rp. 250.000,00
12 Kompor 1 @ Rp. 150.000,00 Rp. 150.000,00
13 Oven 1 @ 500.000,00 Rp. 500.000,00
14 Kuas kue 2 @ Rp. 2.000,00 Rp. 4.000,00
15 Beban Transportasi Rp. 30.000,00
16 Beban Promosi Rp. 10.000,00
17 Beban Listrik Rp. 10.000,00
18 Bahan Baku Rp. 130.000,00
Jumlah Total Rp. 1.955.000,00
Dokumentasi
Sewa Kamera Digital : Rp. 100.000,00
Cuci Cetak Digital : Rp. 250.000,00
Sewa Handy Cam : Rp. 100.000,00
Kaset Handy Cam : Rp. 80.000,00
Pindah data ke CD : Rp. 200.000,00
Jumlah Rp. 730.000,00
Transportasi
1). Pra Kegiatan : Rp. 250.000,00
2). Pelaksanaan Kegiatan : Rp. 400.000,00
3). Pasca Kegiatan : Rp. 200.000,00 +
Jumlah Rp. 850.000,00
Penyusunan Laporan
1) Sewa Komputer : Rp.150.000,00
2). Kertas A4 2 @ Rp. 35.000.00 : Rp. 70.000,00
3). Tinta Printer 2 @ Rp. 30.000.00 : Rp. 60.000,00
4). Penggandaan : Rp.200.000,00
5). Pengarsipan : Rp.250.000,00+
Jumlah Rp.730.000,00
Lain- lain Rp.435.000,00 +
Jumlah Pengeluaran Rp.4.700.000,00 14
LAMPIRAN
I. DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. Nama : Novan Tri Mailanta
Tempat Tanggal Lahir : Ngawi, 13 November 1986
No. Tep./HP : 085645327820
Karya yang pernah diikuti : -
2. Nama : Maria Purna Rosari Kuswardhani
Tempat Tanggal Lahir : Ngawi, 31 Oktober 1986
No. Tep./HP : 08563658526
Karya yang pernah diikuti : -
3. Nama : Devy Ayu Trisnawati
Tempat Tanggal Lahir : Ngawi, 2 Oktober 1986
No. Tep./HP : 085640330466
Karya yang pernah diikuti : -
4. Nama : Kriti Sandi Yunika
Tempat Tanggal Lahir : Jombang, 24 Juni 1986
No. Tep./HP : 085729225746
Karya yang pernah diikuti : -
5. Nama : Ayu Lidya Widyasmara
Tempat Tanggal Lahir : Blora, 8 April 1989
No. Tep./HP : 085641718670
Karya yang pernah diikuti : -
II. PEMASARAN
Setelah biskuit waluh memasarakan biskuit waluh kepada masyarakat/
konsumen sasaran. Harga biskuit waluh per bungkus dijual dengan harga
Rp.3.500,00 pemasaran dilakukan melalui kerjasama dengan mitra kerja dimana
mitra yang diperlukan untuk pemasaran yaitu Mini Market kawasan UNNES. Selain
itu untuk konsumen yang menginginkan pemesanan biskuit waluh dalam jumlah
yang besar bisa langsung menghubungi tempat produksi yang telah tercantum dalam
pamflet dan leaflet yang telah disebarkan. 15
Biskuit waluh yang kita tawarkan ini memiliki rasa yang kita sesuaikan
dengan selera konsumen. Maka dari itu biskuit waluh ini mempunyai nilai khas
tersendiri karena di daerah sekaran Gunungpati Semarang belum pernah ada yang
mencoba biskuit waluh ini di pasaran.
Diagram 1. Alur Distribusi dari Produsen ke Konsumen
III.GAMBAR PETA TEMPAT PRODUKSI DAN PEMASARAN
Gambar I. Peta Tempat Produksi dan Pemasaran
Produsen
Kerjasama
dengan Mitra
Konsumen
Promosi
BNI
Perempatan
Ungaran
Tempat
Produksi
Kampus FIK
Pasar GP
Sumur
Jurang
B
T
Strategi Pengembangan Kaligua menjadi Kawasan Pengembangan Olahraga Berbasis Pariwisata (Sport and Tourism Center) di Kabupaten Brebes
RINGKASAN
Daimatul Munajah. 2009. Strategi Pengembangan Kaligua menjadi Kawasan Pengembangan Olahraga Berbasis Pariwisata (Sport and Tourism Center) di Kabupaten Brebes. PKM-GT. Pembimbing : Bambang Purwanto, S.S, M.Hum.
Olahraga memiliki peran strategis terhadap pembinaan fisik bagi kesehatan manusia. Pengembangan dunia olahraga membutuhkan dukungan fasilitas sarana dan prasarana penunjang olahraga. Namun, keberadaan sarana olahraga di Indonesia masih sangat terbatas.
Pada sisi lain, Kabupaten Brebes terdapat kawasan Kaligua yang merupakan perkebunan teh dan kawasan wisata agro dataran tinggi. Dalam konteks pengembangan sarana olahraga luar ruang, Kaligua memiliki potensi strategis bagi pengembangan olahraga seperti sepak bola, voli, para layang, climbing, sampai dengan bilyard. Kawasan ini dapat pula menjadi salah satu daerah potensial bagi pengembangan pariwisata olahraga di Jawa Tengah.
Rumusan masalah yang dikaji dalam karya tulis ini adalah Bagaimana potensi serta strategi pengembangan Kaligua menjadi kawasan pengembangan olahraga berbasis pariwisata (sport and tourism center) di Kabupaten Brebes?
Tujuan penulisan adalah mendeskripsi potensi pengembangan Kaligua menjadi kawasan pengembangan olahraga berbasis pariwisata (sport and tourism center) di Kabupaten Brebes serta mendeskripsi strategi pengembangan Kaligua menjadi kawasan pengembangan olahraga berbasis pariwisata (sport and tourism center) di Kabupaten Brebes.
Telaah pusataka yang dirujukan mencakup paparan tentang pengembangan industri olahraga , kawasa Kaligua, serta Analisis SWOT.
Metode yang digunakan dalam penulisan adalah metode deskriptif berdasarkan kajian pustaka yang diharapkan dapat memberikan gambaran secara jelas dan cermat mengenai objek kajian. Sumber data meliputi (1) jurnal ilmiah, (2) buku-buku yang relevan dengan topik penulisan, (3) karya tulis ilmiah, dan (4) rujukan dari internet.
Analisis dan sintesis berisi deskripsi tentang (1) Potensi pengembangan Kaligua menjadi kawasan pengembangan olahraga berbasis pariwisata (sport and tourism center) di Kabupaten Brebes yakni Pengembangan olahraga permainan, olahraga atletik, olahraga rekreasi, olahraga Air, dan Training Center atlet (2) Strategi pengembangan Kaligua menjadi kawasan pengembangan olahraga berbasis pariwisata (sport and tourism center) di Kabupaten Brebes meliputi strategi analisis SWOT yang dijabarkan melalui strategi S-O, S-T, W-O, dan W-T
Paparan mengenai Potensi pengembangan Kaligua menjadi kawasan pengembangan olahraga berbasis pariwisata (sport and tourism center) di Kabupaten Brebes dapat dijadikan solusi berkenaan dengan pengembangan industri olahraga dan pariwisata di Kabupaten Brebes serta merealisasikan pengembangan industri olahraga berbasis pariwisata guna peningkatan taraf hidup masyarakat dan pembinaan dunia keolahragaan di Indonesia.
Kata Kunci: strategi pengembangan, kaligua, sport and tourism center
Lampiran I
BIODATA DOSEN PENDAMPING
Nama : Bambang Purwanto, S.S., M.Hum.
NIP : 197807282008121001
Jabatan Struktural : Dosen Bahasa Inggris
Fakultas/jurusan : FBS/ Bahasa dan Sastra Inggris
Perguruan Tinggi : UNNES
Alamat : JL Cinde Utara VI/21 A Semarang, Telepon 081390223561
BIODATA PENULIS
1. Nama : Daimatul Munajah
TTL : Rembang, 8 Februari 1989
NIM : 2201407121
Prodi : Pendidikan Bahasa Inggris
Jurusan : Bahasa dan Sastra Inggris
Daftar Publikasi :
1) Kereta Api Sebagai Ruang Sosialisasi Kebijakan Publik (Juara 3 Bidang Material, energi dan Lingkungan, LKTIP Jateng, 2008)
2) Pemanfaatan Sepak Bola sebagai Media Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Siswa Kelas IV SDN Sridadi I Kecamatan Sirampog Kabupaten Brebes (Finalis LKIO Menpora 2008)
3) Pemimpin Muda, Kenapa Eggak??? (Juara 2 Ling Art Essay Competition 2008)
4) Trans Toilet sebagai Solusi cepat defekasi sehat (Juara 1 Bidang Mipa KKTM-GT Bidang Mipa, FBS Unnes, 2009)
2. Nama : Saeful Aziz
NIM : 2101406667
Jurusan : Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas : UNNES
Alamat : Jl. Candi Arca Wanatirta Paguyangan Brebes
Daftar Publikasi :
1. Trans Toilet sebagai Solusi cepat defekasi sehat (Juara 1 Bidang Mipa KKTM-GT Bidang Mipa, FBS Unnes, 2009)
2. Studi ML (Musik Lapar) sebagai alternatif Pemberdayaan Ekonomi Mahasiswa (Juara 1 bidang Sosial KKTM-GT FBS UNNES 2009)
3. Nama : M. Nasir A.
NIM : 2150405002
Fakultas/Program studi : Bahasa dan Seni/ Sastra Indonesia Perguruan tinggi : Universitas Negeri Semarang
1. Pengaruh Sepak Bola terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Siswa Kelas IV SDN Sridadi I Kecamatan Sirampog Kabupaten Brebes, (Finalis Program Kreatifitas Mahasiswa Penelitian, 2007)
2. Saatnya Pemuda Potong Generasi Negeri Ini (Lomba Artikel Kepemudaan Menpora, 2006)
3. Lampu Perangkap sebagai Metode Pemberantasan Hama pada Tanaman Bawang Merah (Juara 1 KKTM Bidang IPA tingkat FBS, 2008)
4. Kereta Api sebagai ruang sosialisasi kebijakan publik (Juara 3 Bidang Material, energi dan Lingkungan, LKTIP Jateng, 2008)
5. Spanduk Reklame Warung dan Visualisasi pada Body Kendaraan Umum Sebagai Media Sosialisasi Pemilu (Juara 2 Bidang sosial OIM Jurusan BSI, 2008).
6. Pemanfaatan Sepak Bola sebagai Media Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Siswa Kelas IV SDN Sridadi I Kecamatan Sirampog Kabupaten Brebes (Finalis LKIO Menpora 2008)
7. Studio Musik Lapar sebagai alternatif pemberdayaan ekonomi mahasiswa (Juara 1 Bidang Sosial Ekonomi KKTM-GT, FBS, 2009)
8. Trans Toilet sebagai Solusi cepat defekasi sehat (Juara harapan 1 Mahasiswa Berprestasi FBS Unnes, 2009)
Lampiran 2
KAWASAN KALIGUA
MATERI UAN 2013
RINGKASAN MATERI UJIAN NASIONAL SMK
1. Memahami Gagasan Utama
Paragraph yang baik terdiri atas satu kalimat utama dan beberapa kalimat penjelas. Di dalam kalimat utama terdapat gagasan utama dan di dalam kalimat penjelas terdapat gagasan penjelas
Untuk memahami gagasan utama dalam paragraph, kita harus mencermati kata-kata kunci, antara lain:
(1) Jadi,
(2) Ada beberapa,
(3) Dengan demikian,
(4) Pada dasarnya,
(5) Intinya,
(6) Sebagai simpulan,
2. Memahami Inti wacana dari Penalaran/ Pola Penalaran Paragraf
a. Penalaran Induktif
Penalaran yang dimulai dengan hal-hal yang bersifat khusus dan diakhiri kesimpulan umum yang merupakan inti wacana atau gagasan utama.
Penalaran deduktif dibagi menjadi tiga, yakni:
a) Paragraf Analogi.
Paragraf analogi adalah cara bernalar dengan membandingkan dua hal yang memiliki sifat sama.
b) Paragraf Generalisasi
Paragraf generalisasi adalah proses penalaran yang menggunakan beberapa pernyataan yang mempunyai ciri- ciri tertentu untuk mendapatkan kesimpulan bersifat umum.
Cth. Jika dipanaskan besi memuai, jika dipanaskan tembaga memuai, jika dipanaskan emas memuai. Jadi, jika dipanaskan emas memuai.
c) Paragraf sebab akibat
Paragraf sebab akibat adalah paragraf yang berawal dari peristiwa yang menjadi sebab, kemudian sampai pada kesimpulan sebagai akibatnya.
b. Penalaran Deduktif
Adalah penalaran yang diawali dengan penyajian fakta yang bersifat umum, disertai dan diakhiri dengan fakta atau sikap yang berlaku khusus.
Penalaran deduksi dibagi:
a) Paragraf silogisme
Silogisme adalah penalaran deduksi tidak langsung yang memerlukan dua pernyataan khusus dan umum lalu ditarik kesimpulan umum.
Cth. PU : binatang menyusui melahirkan anak dan tidak bertelur.
PK : Ikan paus binatang menyusui
K : Ikan paus melahirkan anak dan tidak bertelur.
b) Entimen
Entimen adalah penalaran deduksi langsung. Dalam hal ini kesimpulan dirumuskan hanya berdasarkan satu premis. Oleh karena itu, entimen disebut juga sebagai silogisme yang diperpendek.
Silogisme
PU : Hakim yang baik tidak menerima uang suap.
PK : Ny. Novi hakim yang baik
K : Ny. Novi tidak menerima uang suap.
Entimen
Ny. Novi tidak menerima uang suap karena ia hakim yang baik.
c. Penalaran Deduktif-Induktif
Penalaran ini pada hakikatnya kalimat topic dalam paragraph ada satu. Akan tetapi, ada kalimat topic yang ditempatkan di awal dan di akhir paragraph.
d. Penalaran Induktif-Deduktif
Penalaran Induktif-Deduktif adalah paragraph yang diawali dan diakhiri dengan kalimat penjelas sedangkan kalimat utama terletak di tengan paragraph.
3. Perbedaan Fakta dan Opini
Fakta adalah sesuatu (keadaan atau peristiwa) yang merupakan kenyataan. Maksudnya dikatakan fakta apabila benar-benar terjadi. Sedangkan opini adalah pendapat, pikiran, atau pendirian seseorang tentang sesuatu.
Kunci:
Fakta
- Logis (masuk akal)
- Objektif (apa adanya)
- Faktual (berdasarkan kenyataan atau kebenaran)
Opini
- Pendapat
- Pemikiran
- Asumsi (memperkirakan kebenarannya)
- Subjektif ( menggunakan kata-kata seperti sebaiknya, mungkin, barangkali, menurut pendapat saya)
4. Tanggapan Negatif dan Tanggapan Positif
Tanggapan positif pda umumnya bersifat optimis dan santun. Sedangkan tanggapan negative bersifat pesimis dan cenderung kurang santun.
Contoh:
a. Tanggapan Positif
(1) Meskipun peran guru dalam mendidik sangat penting, hendaknya kita tidak selalu bergantung pada guru.
(2) Selain menjadi sumber inspirasi, guru harus bisa memberikan teladan yang baik dalam setiap tindakannya.
b. Tanggapan Negatif
(1) Karena guru adalah manusia biasa, jadi jangan terlalu berharap banyak kepadanya.
(2) Sudah bukan eranya lagi jika guru dianggap sebagai “kurikulum berjalan”.
5. Kosa kata
a. Perubahan Makna
(1) Perluasan Makna (Generalisasi)
Perubahan makna kata dari yang khusus ke yang lebih umum atau yang lebih sempit ke yang lebih luas.
Contoh:
Bapak : dulu bermakna ayah, sekarang semua orang yang punya kedudukan lebih tinggi.
(2) Penyempitan Makna (Spesialisasi)
Makna sekarang cakupannya lebih sempit dari makna asalnya.
Contoh:
Sarjana : dulu bermakna cendekiawan, sekarang gelar kesarjanaan.
(3) Ameliorasi
Makna yang baru lebih baik dari daripada makna yang lama.
Contoh:
- Kata istri lebih terhormat dari kata bini
- Kata melahirkan lebih baik dari kata beranak
(4) Peyorasi
Proses perubahan makna kata menjadi lebih jelek atau rendah daripada makna semula.
Contoh:
- Kroni makna asal adalah sahabat, makna barunya kawan dari seorang pejabat.
- Gerombolan makna asal orang-orang yang berjalan secara bergerombol, makna barunya kelompok pengacau
(5) Sinestesia
Perubahan makna kata akibat pertukaran dua indra yang berbeda.
Contoh:
- Kata-katamu sungguh sangat pedas untuk didengar.
(6) Asosiasi
Perubahan makna kata akibat persamaan sifat
Contoh:
- Nilai matematikaku merah
Kata merah berasosiasi dengan kata jelek, tidak baik.
6. Biografi dan Autobiografi
Biografi adalah riwayat seseorang yang dikarang oleh orang lain. Sedangkan autobiografi adalah riwayat seseorang yang dikarang sendiri.
Kunci:
Biografi : ditandai dengan kata ia, dia, atau nama orang (tokoh)
Autobiografi : ditandai dengan kata saya atau aku.
7. Kalimat Tanya
Macam-macam kalimat Tanya
a. Kalimat Tanya konfirmasi atau klarifikasi
Adalah kalimat Tanya yang bertujuan untuk mempertegas kembali persoalan yang sebenarnya telah diketahui.
Kunci:
- Jawabannya “ya” atau “tidak”
- Biasanya menggunakan kata “benarkah” atau “apakah benar”
b. Kalimat Tanya retoris
Adalah kalimta Tanya yang tidak memerlukan jawaban secara langsung.
Kunci:
- Tidak memerlukan jawaban
- Bertujuan memberikan motivasi, semangat, dan menggugah kesadaran.
c. Kalimat Tanya tersamar
Adalah kalimat Tanya yang bertujuan untuk maksud tertentu secara tersembunyi atau tersamar.
Kunci:
Dipakai untuk memohon, meminta, membiarkan, melarang, menyuruh, dan sebagainya.
8. Jenis Karangan
a. Karangan Narasi
adalah karangan yang berusaha menciptakan,mengisahkan,merangkaikan tindak tanduk perbuatan manusia dalam sebuah peristiwa.
Kunci:
• ada urutan peristiwa atau kejadian/ plot
• ada tokoh-tokoh
• ada latar/ setting (tempat, waktu, dan suasana)
Jenis narasi
(1) Narasi Fiktif
Yakni narasi yang bersifat imajinatif. Narasi semacam ini disebut narasi sugestif. Contoh: cerpen, roman, dan novel
Kunci:
• Bahasa cenderung figuratif dan konotatif
• Menggugah imajinasi
• Menyampaikan amanat secara tersirat
(2) Narasi Nonfiktif
Yakni narasi yang mengisahkan peristiwa-peristiwa faktual yang benar-benar terjadi. Narasi semacam ini disebut narasi ekspositori. Contoh: biografi, autobiografi, laporan perjalanan.
Kunci:
• Bahasa cenderung informatif dan denotatif
• Menggugah penalaran
• Menyampaikan informasi untuk memperluas wawasan
b. Karangan Deskripsi
Adalah karangan yang menggambarkan keadaan,bentuk,atau suasana tertentu,seperti benda orang, tempat sesuai dengan objek.
Kunci:
• Menggambarkan keadaan/ sesuatu
• objek yang dideskripsikan dapat berupa keindahan alam, keindaan jasmani, watak, atau objek yang dapat diserap pancaindra.
c. Karangan Eksposisi
Adalah karangan yang berisi pemaparan terhadap suatu konsep,gagasan,ide dengan tujuan menguraikan,mengupas,menerangkan sesuatu.
Kunci:
• Umumnya berupa ciri-ciri atau identifikasi suatu objek
• Menggunakan contoh, grafik, dan sejenisnya dengan tujuan menjelaskan kepada pembaca
d. Karangan Argumentasi
adalah karangan yang berisi pendapat mengenai suatu hal yang disertai dengan alasan-alasan yang logis.
Kunci:
• Memberikan alasan yang kuat dan menyakinkan
• Menggunakan contoh, grafik, dan sejenisnya dengan tujuan memengaruhi pembaca
e. Karangan Persuasi
Adalah karangan yang berisi uraian mengenai sikap,pendapat gagasan dan perasaan yang bertujuan membuat pembaca percaya,yakin.
9. Jenis-Jenis Laporan
a. Laporan kegiatan
Adalah penyajian fakta berbentuk kegiatan atau aktivitas yang telah dilaksanakan.
Kunci:
- Ada kegiatan
- Nama dan jenis
- Waaktu dan tempat kegiatan
- Pelaksanaan kegiatan
b. Laporan Peristiwa atau Kejadian
Adalah penyajian fakta berbentuk peristiwa yang benar-benar terjadi.
Kunci:
ada peristiwa atau kejadian
ada yang terlibat
waktu dan tempat peristiwa
proses terjadinya peristiwa
c. Laporan Perjalanan
Adalah penyajian fakta berbentuk informasi tentang perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok.
Kunci:
Seseorang atau kelompok yang melakukan perjalanan
Proses perjalanan
Ada informasi selama perjalanan
d. Laporan Wawancara
Adalah laporan yang menjelaskan informasi tentang hasil wawancara dari narasumber.
Kunci:
Ada narasumber dan pewawancara
Ada simpulan jawaban hasil wawancara
e. Laporan Diskusi
Adalah laporan yang menjelaskaninformasi tentang hasil diskusi. Laporan diskusi biasanya berbentuk notula atau notulen.
Kunci:
Ada kegiatan diskusi
Ada topikndantujuan diskusi
Ada rumusan hasil diskusi
f. Laporan Penelitian
Adalah laporan yang menjelaskan tentang hasil penelitian, baik yang berbentuk pengamatan, percobaan di laboratorium maupun studi pustaka. Sistematika laporan penelitian umumnya berbentuk seperti berikut.
(1) Halaman sampul
(2) Halaman judul
(3) Abstrak
(4) Kata pengantar
(5) Daftar isi
(6) Pendahuluan
(7) Kerangka teoritis
(8) Metode penelitian
(9) Pembahasan
(10) Simpulan dan saran
(11) Daftar pustaka
10. Menulis Proposal
Proposal adalah rencana yang dituangkan dalam bentuk rancangan kerja atau langkah-langkah untuk melakukan kegiatan.
Jenis Proposal:
a. Proposal ilmiah sederhana, misalnya proposal penelitian, proposal diskusi ilmiah (seminar, lokakarya, dan sebagainya)
b. Proposal kegiatan kemasyarakatan, seperti proposal pembangunan masjid, proposal pertandingan olah raga, proposal pentas seni, dan sebagainya.
Sistematika Proposal Kegiatan Ilmiah Sederhana
(1) Judul atau nama kegiatan
Kunci:
• Setiap awal kata yang merupakan judul proposal harus ditulis dengan menggunakan huruf capital kecuali kata tugas (yang,, dan, atau, di, ke, dari, dan sebagainya)
• Pada akhir judul tidak boleh diberi tanda titik
(2) Latar Belakang
Kunci:
• Berisi kondisi atau kesenjanga-kesenjangan yang ada di lapangan
• Terdapat ulasan tentang kedudukan masalah yang akan dikupas
• Diakhiri dengan kondisi harapan atau hasil yang diharapkan
(3) Perumusan Masalah
Kunci:
• Berbentuk kalimat Tanya
• Menghendaki jawaban yang akan dikupas dalam bab pembahasan
(4) Tujuan Penelitian
Kunci:
• Rumusan tujuan harus konsisten dengan masalah
• Berupa hasil yang ingin dicapai
(5) Hipotesis
Kunci:
• Merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang diajukan
• Dirumuskan dalam kalimat alternative bukan kalimat Tanya
(6) Metode Penelitian
Metode yang biasanya digunakan dalam penelitian ilmiah adalah metode deskriptif dan metode eksperimental penelitian.
(7) Lokasi dan Sampel Penelitian
(8) Jadwal Penelitian
(9) Daftar Pustaka
11. Surat Lamaran Pekerjaan
Contoh kalimat pembuka surat lamaran pekerjaan
a. Inisiatif sendiri
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
b. Informasi dari orang
Berdasarkan informasi dari bapak …
c. Iklan
Setelah membaca iklan yang dimuat dalam harian Kompas 30 Juli 2011 yang isinya menyatakan bahwa . . . .
d. Pengumuman resmi di instansi
Berdasarkan pengumuman nomor 34/11.3/2010, tanggal 17 Mei 2010, tentang penerimaan pegawai di PT Sumanto, saya yang bertanda tangan di bawah ini:
12. Memorandum (Memo)
Adalah surat yang berisi pesan pendek dan sifatnya tidak resmi.
Kunci:
• Dibuat oleh pihak atasan yang ditujukan kepada pihak bawahan
• Berisi perintah, pemberitahuan, atau petunjuk.
13. Catatan Kaki
Kunci:
(1) Nama pengarang (tidak dibalik),
(2) Judul buku/ kutipan (ditulis miring),
(3) Kota terbit: nama penerbit, tahun terbit (ditulis dalam kurung),
(4) Halaman kutipan
Contoh:
Heri Joewono, Pokok-pokok Pikiran Kepemimpinan (Jakarta: Gramedia, 2001), hlm. 28.
14. Daftar Pustaka
Atau bibliografi adalah daftar buku atau karangan yang dijadikan rujukan dalam sebuah karangan atau tulisan.
Kunci:
(1) Nama pengarang (dibalik).
(2) Tahun terbit.
(3) Judul buku (ditulis miring).
(4) Kota penerbit:
(5) Nama penerbit.
Contoh:
Chaer, Abdul. 2000. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Dian rakyat.
Surat Perjanjian
PERJANJIAN KERJA SAMA
ANTARA
SMK MA’ARIF NU 2 AJIBARANG
Nomor : 190/A.2.SMK2/II/2012
DENGAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AJIBARANG
Nomor : ……………………………………
Tentang
PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)
SISWA PROGRAM KEAHLIAN FARMASI
DAN PROGRAM KEAHLIAN ANALISIS KESEHATAN
SMK MA’ARIF NU 2 AJIBARANG
Pada hari ini Jumat, tanggal dua puluh empat, bulan Februari, tahun dua ribu dua belas (24-02-2012), yang bertanda tangan di bawah ini:
1. Nama : Adi Susanto, S.Farm., Apt.
Jabatan : Kepala SMK Ma’arif NU 2 Ajibarang
Bertindak untuk dan atas nama SMK Ma’arif NU 2 Ajibarang yang selanjutnya dalam perjanjian kerja sama ini disebut sebagai PIHAK PERTAMA.
2. Nama : dr. AR Siswanto Budi Wiyoto, M.Kes.
Jabatan : Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Ajibarang
Bertindak untuk dan atas nama Rumah Sakit Umum Daerah Ajibarang yang selanjutnya dalam perjanjian kerja sama ini disebut sebagai PIHAK KEDUA.
Dengan ini kedua pihak bersepakat untuk mengadakan kerja sama tentang Peningkatan Pengetahuan, Keterampilan, dan Pelayanan Kesehatan di Bidang Farmasi dan Analisis Kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Ajibarang, menurut ketentuan yang tercantum dalam pasal-pasal sebagai berikut.
PASAL 1
Ketentuan Umum
1. PIHAK PERTAMA adalah pengelola dan penyelenggara program keahlian Farmasi dan Analisis Kesehatan SMK Ma’arif NU 2 Ajibarang.
2. PIHAK KEDUA adalah Rumah Sakit Umum Daerah Ajibarang yang sudah memenuhi persyaratan sebagai tempat PKL siswa program keahlian Farmasi dan Analisis Kesehatan SMK Ma’arif NU 2 Ajibarang.
PASAL 2
Ruang Lingkup
1. Ruang lingkup kerja sama ini adalah pelaksanaan Pendidikan Sisten Ganda (PSG), yaitu Praktik Kerja Lapangan (PKL).
2. Pelaksanaan kerja sama ini meliputi; praktik program keahlian Farmasi dan Analisis Kesehatan di instansi kesehatan PIHAK KEDUA sesuai dengan tata cara yang disepakati oleh kedua belah pihak.
3. Pendayagunaan siswa PKL dilakukan oleh pembimbing PIHAK PERTAMA dan pembimbing PIHAK KEDUA.
PASAL 3
Pelaksanaan
1. PIHAK PERTAMA mengirimkan 4 (empat) siswa program keahlian Farmasi dan 8 (delapan) siswa program keahlian Analisis Kesehatan untuk melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) kepada PIHAK KEDUA.
2. PIHAK KEDUA menerima dan mengijinkan siswa program keahlian Farmasi dan Analisis Kesehatan untuk melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang telah dikirim PIHAK PERTAMA.
3. Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan tanggal 1 s.d 30 Juni 2012.
PASAL 4
Hak dan Kewajiban
1. PIHAK PERTAMA akan memanfaatkan sarana dan prasarana dari PIHAK KEDUA yang berkaitan dengan Praktik Kerja Lapangan (PKL) program Farmasi dan Analisis Kesehatan SMK Ma’aarif NU 2 Ajibarang.
2. PIHAK PERTAMA berkewajiban mematuhi dan mentaati peraturan dan tata tertib yang berlaku di lingkungan PIHAK KEDUA.
3. PIHAK PERTAMA berkewajiban untuk mengganti peralatan milik PIHAK KEDUA yang hilang atau rusak akibat pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) PIHAK PERTAMA.
4. PIHAK PERTAMA berkewajiban membayar biaya yang timbul akibat pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) kepada PIHAK KEDUA.
5. PIHAK PERTAMA menerima masukan dari PIHAK KEDUA untuk kemajuan proses pendidikan di SMK Ma’arif NU 2 Ajibarang.
PASAL 5
Force Majeure
Apabila terjadi suatu keadaan di luar kekuasaan PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA (Force Majeure) yang mengakibatkan tidak dapat dilaksanakannya Perjanjian Kerja sama ini, maka masing-masing pihak harus bersepakat menyelesaikan secara musyawarah untuk mufakat dengan tidak merugikan masing-masing pihak.
PASAL 6
Kekayaan Intelektual
1. Kekayaan intelektual yang dibuat oleh kedua belah pihak dapat digunakan untuk keperluan sendiri, pendidikan, pengajaran, keperluan riset, dan nonkomersial.
2. Pihak yang berpartisipasi dalam pembuatan kekayaan intelektual akan mendapatkan pengelolaan komersial dari kekayaan intelektual.
3. Kedua belah pihak harus mengikuti prosedur dalam pembuatan kekayaan intelektual sesuai dengan naskah dan masing-masing mempunyai hak untuk memutuskan semua usulan yang berkaitan dengan kekayaan intelektual yang dibuat berdasarkan naskah ini.
PASAL 7
Jangka Waktu Perjanjian Kerja sama
1. Perjanjian Kerja sama ini berlaku 5 (lima) tahun sejak ditandatangani oleh kedua belah pihak.
2. Naskah kerja sama ini akan dievaluasi setiap 1 (satu) tahun atas kesepakatan kedua belah pihak.
PASAL 8
Lain-lain
1. Hal-hal yang belum cukup diatur dalam perjanjian ini akan dibuatkan peraturan tersendiri yang dibuat dan disusun oleh kedua belah pihak.
2. Naskah perjanjian ini dibuat rangkap 2 (dua) bermaterai cukup yang masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama.
Ditetapkan di : Ajibarang
Pada Tanggal : 24 Februari 2012
PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA
Plt. Kepala Direktur
SMK Ma’arif NU 2 Ajibarang Rumah Sakit Umum Daerah Ajibarang
Adi Susanto, S.Farm., Apt. dr. AR Siswanto Budi Wiyoto, M.Kes.
SURAT
SURAT
A. Pengertian Surat
Surat adalah alat komunikasi tulis untuk menyampaikan berita/informasi
dari satu pihak ke pihak lain.
B. Fungsi Surat
1. Alat komunikasi
2. Alat bukti tertulis
3. Alat pengingat
4. Alat bukti historis
5. Duta/wakil organisasi
6. Alat pedoman kerja
C. Jenis Surat
Berdasarkan isi/pembuatnya
1. Surat bisnis
a. Surat permintaan penawaran
b. Surat penawaran
c. Surat pesanan
d. Surat pengiriman barang
e. Surat tuntutan/klaim
2. Surat dinas
3. Surat sosial
4. Surat pribadi
a. Surat pribadi bersifat resmi
Contoh: surat lamaran kerja, surat izin, surat permohonan.
b. Surat pribadi bersifat tidak resmi
D. Bagian Surat
1. SURAT DINAS
a. Kepala surat (kop surat)
• Nama lembaga/organisasi/instansi
• Alamat lembaga/organisasi/instansi;
• Nomor telefon, faximile, email, website;
• Bidang usaha;
• Nama dan alamat kantor cabang;
• Logo organisasi.
2. Nomor, lampiran, dan hal surat
- Nomor surat: kode urut, kode pokok maslah, bulan, tahun.
- Lampiran: berapa lembar/bendel?
- Hal: pemberitahuan/undangan/
3. Tempat dan tanggal pembuatan surat
Ada tiga cara penenmpatan tanggal surat, yaitu di bawah kepala surat sebelah kiri, di bawah kepala surat sebelah kanan, dan di bawah tubuh surat.
4. Alamat surat
a. Alamat biasa
Contoh: Jalan Mawar No.09 Jakarta Barat-56674
b. Alamat PO BOX:
Contoh: PO BOX 25 JKT-67889
Contoh penulisan alamat:
a. Alamat yang ditujukan kepada perorangan
Yth. Bapak Yunan Arifin
Jalan Candrakirana 14
Semarang - 52276
b. Alamat yang ditujukan kepada jabatan
Yth. Kepala SMK Ma’arif NU 2 Ajibarang
Jalan Raya Ajibarang 45
Ajibarang – 65768
c. Menggunakan alamat orang lain
Yth. Sdr. Lusi
d.a. Sdr. Ana Maria
Jalan Ronggowarsito 76
Semarang
d. Menunjuk nama organisasi
Kepada Toko Laris Jaya
Jalan Melati 06
Bumiayu - 65657
e. Menunjuk langsung bagian yang dituju
Yth. Kepala SMK Ma’arif NU 2 Ajibarang
u.p Waka Kurikulum
Jalan Kalimasada 78
Ajibarang
5. Salam pembuka
- Hormat Kami, resmi
- Salam Sejahtera, akrab
- Assalamualaikum Wr. Wb.,
- Merdeka.
Untuk surat resmi bagian ini dapat dihilangkan atau masuk dalam alinea pembuka
- Diberitahukan dengan hormat bahwa….
- Dengan hormat diberitahukan bahwa….
- Deangan hormat kami mengundang Bapak/Ibu/Saudara…
6. Tubuh surat
a. Alinea pembuka
1) Menunjuk surat yang ada/pernah diterima/dikirim
- Sehubungan dengan surat Saudara No. 5/IX/11 tanggal 4 September 2011 tentang….
- Berdasarkan instruksi Menteri Pendidikan No.78/VII/11 tanggal 3 Juni 2011 tentang…. Maka….
- Setelah membaca surat Saudara Nomor…tangggal…
(berkenaan dengan, menunjuk surat Saudara, membalas, menanggapi, memenuhi permintaan Saudara, sesuai dengan, setelah membaca,dll.)
2) Latar belakang/alasan
- Dalam rangka memperingati…
- Untuk meningkatkan ….
- Mengingat masih banyak pegawai…, maka…
- Sehubungan dengan rencana…
3) Langsung menyampaikan maksud
- Diberitahukan dengan hormat, bahwa…
- Diumumkan kepada seluruh siswa SMK Ma’arif NU 2 Ajibarang, bahwa….
- Kami mengundang Bapak/Saudara….
- Kami meminta bantuan Saudara….
(ungkapan bersama apabila disertakan lampiran)
4) Alinea Inti
Secara deduktif (umum ke khusus)
- Mengingat tagihan rekening telepon mengalami kenaikan setiap bulannya, maka dengan ini diberitahukan kepada seluruh karyawan bahwa penggunaan telepon dibatasi hanya untuk kepntingan kantor.
- Berkenan dengan ….. , maka …..
Secara induktif (khusus ke umum)
- Dengan ini diberitahukan bahwa mulai bulan September 2011, penggunaan telepon kantor dibatasi hanya untuk keprluan kantor. Hal ini disebabkan oleh tagian rekening telepon kantor selalu mengalami kenaikan setiap bulan.
- Diberitahukan kepada siswa …. Hal ini disebabkan …..
Alinea pembuka dipisah dengan alinea inti
- Untuk meningkatkan pelayanan kepada siswa SMK Ma’arif NU 2 Ajibarang, sejak tanggal 10 September 2011 kami akan melakukan pembangunan perpustakaan terpadu.
Sehubungan dengan itu mulai tanggal tersebut sampai dengan pemberitahuan lebih lanjut pelayanan perpustakaan pada sore hari ditiadakan.
Alinea pembuka digabung dengan alinea inti
- Berkenaan dengan pembangunan Perpustakaan Terpadu, maka mulai tanggal 11 September 2011 pelayanan perpustakaan pada sore hari untuk sementara ditiadakan sampai ada pemberitahuan lebih lanjut.
5) Alinea penutup
- Atas perhatian Bapak/Ibu/Saudara kami mengucapkan terima kasih.
- Kami menunggu balasan Saudara secepatnya.
- Kami menunggu pesan Saudara. Atas perhatian Saudara kami mengucapkan terima kasih.
- Semoga informasi ini bermanfaat bagi saudara. Terima kasih.
- Demikian surat ini dibuat agar dipergunakan sebagaimana mestinya.
- Semoga saudara maklum. Terima kasih.
- Semoga kerja sama ini dapat ditingkatkan lagi di masa mandating.
- Besar harapan kami atas terkabulnya permohonan ini. Atas perhatian Bapak/Ibu/Saudara kami mengucapkan terima kasih.
7. Salam penutup
- Hormat kami,
- Salam sejahtera,
- Wassalam,
8. Jabatan penanda tangan surat
a. Di atas tanda tangan (instansi pemerintah dan sebagian swasta menggunakan model ini)
Hormat kami,
Kepala
Barda Sabastian, SE.
NIP 123456789
b. Di bawah nama terang (instansi swasta sering menggunakan model ini)
Hormat kami,
Dani Safitri, S.Pd.
Direktur
c. Apabila ditandatangani oleh pihak yang diberi kuasa
Hormat kami,
p.p PT Mawar Hitam
Wahyu Nugroho, M.Pd.
9. Tembusan
Tembusan berfungsi untuk mengetahui kepada siapa saja surat disampaikan.
Tembusan:
1. Yth. Ketua Yayasan Pendidikan Ma’arif NU Ajibarang
2. Yth. Pengurus harian yayasan
D. Contoh Surat Dinas
1. Surat Perintah
Surat perintah
surat yang dipergunakan untuk memerintahkan seseorang agar melakukan suatu pekerjaan.
Contoh:
Petunjuik kerja
Petunjuk penggunaan produk (peggunaan alat) dan petunjuk teknis kerja.
Contoh: petunjuk pemasangan pompa, petunjuk penggunaan laptop, dll
CONTOH SURAT PERINTAH TUGAS KEDINASAN
2. Surat Edaran
Agar isinya dapat diketahui orang banyak.
Pegawai (atasan) pegawai (bawahan).
Isinya: anjuran, larangan, pemberitahuan, petunjuk, dan pengumuman.
3. Surat Pengumuman
surat pengumuman adalah pemberitahuan kepada seseorang banyak tentang sesuatu masalah agar diketahui dan dilaksanakan oleh orang banyak yang berkepentingan.
SURAT
A. Pengertian Surat
Surat adalah alat komunikasi tulis untuk menyampaikan berita/informasi
dari satu pihak ke pihak lain.
B. Fungsi Surat
1. Alat komunikasi
2. Alat bukti tertulis
3. Alat pengingat
4. Alat bukti historis
5. Duta/wakil organisasi
6. Alat pedoman kerja
C. Jenis Surat
Berdasarkan isi/pembuatnya
1. Surat bisnis
a. Surat permintaan penawaran
b. Surat penawaran
c. Surat pesanan
d. Surat pengiriman barang
e. Surat tuntutan/klaim
2. Surat dinas
3. Surat sosial
4. Surat pribadi
a. Surat pribadi bersifat resmi
Contoh: surat lamaran kerja, surat izin, surat permohonan.
b. Surat pribadi bersifat tidak resmi
D. Bagian Surat
1. SURAT DINAS
a. Kepala surat (kop surat)
• Nama lembaga/organisasi/instansi
• Alamat lembaga/organisasi/instansi;
• Nomor telefon, faximile, email, website;
• Bidang usaha;
• Nama dan alamat kantor cabang;
• Logo organisasi.
2. Nomor, lampiran, dan hal surat
- Nomor surat: kode urut, kode pokok maslah, bulan, tahun.
- Lampiran: berapa lembar/bendel?
- Hal: pemberitahuan/undangan/
3. Tempat dan tanggal pembuatan surat
Ada tiga cara penenmpatan tanggal surat, yaitu di bawah kepala surat sebelah kiri, di bawah kepala surat sebelah kanan, dan di bawah tubuh surat.
4. Alamat surat
a. Alamat biasa
Contoh: Jalan Mawar No.09 Jakarta Barat-56674
b. Alamat PO BOX:
Contoh: PO BOX 25 JKT-67889
Contoh penulisan alamat:
a. Alamat yang ditujukan kepada perorangan
Yth. Bapak Yunan Arifin
Jalan Candrakirana 14
Semarang - 52276
b. Alamat yang ditujukan kepada jabatan
Yth. Kepala SMK Ma’arif NU 2 Ajibarang
Jalan Raya Ajibarang 45
Ajibarang – 65768
c. Menggunakan alamat orang lain
Yth. Sdr. Lusi
d.a. Sdr. Ana Maria
Jalan Ronggowarsito 76
Semarang
d. Menunjuk nama organisasi
Kepada Toko Laris Jaya
Jalan Melati 06
Bumiayu - 65657
e. Menunjuk langsung bagian yang dituju
Yth. Kepala SMK Ma’arif NU 2 Ajibarang
u.p Waka Kurikulum
Jalan Kalimasada 78
Ajibarang
5. Salam pembuka
- Hormat Kami, resmi
- Salam Sejahtera, akrab
- Assalamualaikum Wr. Wb.,
- Merdeka.
Untuk surat resmi bagian ini dapat dihilangkan atau masuk dalam alinea pembuka
- Diberitahukan dengan hormat bahwa….
- Dengan hormat diberitahukan bahwa….
- Deangan hormat kami mengundang Bapak/Ibu/Saudara…
6. Tubuh surat
a. Alinea pembuka
1) Menunjuk surat yang ada/pernah diterima/dikirim
- Sehubungan dengan surat Saudara No. 5/IX/11 tanggal 4 September 2011 tentang….
- Berdasarkan instruksi Menteri Pendidikan No.78/VII/11 tanggal 3 Juni 2011 tentang…. Maka….
- Setelah membaca surat Saudara Nomor…tangggal…
(berkenaan dengan, menunjuk surat Saudara, membalas, menanggapi, memenuhi permintaan Saudara, sesuai dengan, setelah membaca,dll.)
2) Latar belakang/alasan
- Dalam rangka memperingati…
- Untuk meningkatkan ….
- Mengingat masih banyak pegawai…, maka…
- Sehubungan dengan rencana…
3) Langsung menyampaikan maksud
- Diberitahukan dengan hormat, bahwa…
- Diumumkan kepada seluruh siswa SMK Ma’arif NU 2 Ajibarang, bahwa….
- Kami mengundang Bapak/Saudara….
- Kami meminta bantuan Saudara….
(ungkapan bersama apabila disertakan lampiran)
4) Alinea Inti
Secara deduktif (umum ke khusus)
- Mengingat tagihan rekening telepon mengalami kenaikan setiap bulannya, maka dengan ini diberitahukan kepada seluruh karyawan bahwa penggunaan telepon dibatasi hanya untuk kepntingan kantor.
- Berkenan dengan ….. , maka …..
Secara induktif (khusus ke umum)
- Dengan ini diberitahukan bahwa mulai bulan September 2011, penggunaan telepon kantor dibatasi hanya untuk keprluan kantor. Hal ini disebabkan oleh tagian rekening telepon kantor selalu mengalami kenaikan setiap bulan.
- Diberitahukan kepada siswa …. Hal ini disebabkan …..
Alinea pembuka dipisah dengan alinea inti
- Untuk meningkatkan pelayanan kepada siswa SMK Ma’arif NU 2 Ajibarang, sejak tanggal 10 September 2011 kami akan melakukan pembangunan perpustakaan terpadu.
Sehubungan dengan itu mulai tanggal tersebut sampai dengan pemberitahuan lebih lanjut pelayanan perpustakaan pada sore hari ditiadakan.
Alinea pembuka digabung dengan alinea inti
- Berkenaan dengan pembangunan Perpustakaan Terpadu, maka mulai tanggal 11 September 2011 pelayanan perpustakaan pada sore hari untuk sementara ditiadakan sampai ada pemberitahuan lebih lanjut.
5) Alinea penutup
- Atas perhatian Bapak/Ibu/Saudara kami mengucapkan terima kasih.
- Kami menunggu balasan Saudara secepatnya.
- Kami menunggu pesan Saudara. Atas perhatian Saudara kami mengucapkan terima kasih.
- Semoga informasi ini bermanfaat bagi saudara. Terima kasih.
- Demikian surat ini dibuat agar dipergunakan sebagaimana mestinya.
- Semoga saudara maklum. Terima kasih.
- Semoga kerja sama ini dapat ditingkatkan lagi di masa mandating.
- Besar harapan kami atas terkabulnya permohonan ini. Atas perhatian Bapak/Ibu/Saudara kami mengucapkan terima kasih.
7. Salam penutup
- Hormat kami,
- Salam sejahtera,
- Wassalam,
8. Jabatan penanda tangan surat
a. Di atas tanda tangan (instansi pemerintah dan sebagian swasta menggunakan model ini)
Hormat kami,
Kepala
Barda Sabastian, SE.
NIP 123456789
b. Di bawah nama terang (instansi swasta sering menggunakan model ini)
Hormat kami,
Dani Safitri, S.Pd.
Direktur
c. Apabila ditandatangani oleh pihak yang diberi kuasa
Hormat kami,
p.p PT Mawar Hitam
Wahyu Nugroho, M.Pd.
9. Tembusan
Tembusan berfungsi untuk mengetahui kepada siapa saja surat disampaikan.
Tembusan:
1. Yth. Ketua Yayasan Pendidikan Ma’arif NU Ajibarang
2. Yth. Pengurus harian yayasan
4. Memo
Berisi:
a. Meminta/memberi informasi,
b. Member petunjuk,
c. Intrusksi kepada bawahan.
Bagian:
a. Kepala memo
Lembaga organisasi, pengirim, penerima,
b. Isi memo
c. Kaki memo
Tempat tanggal, nama, dan nama terang pemberi memo.
Minggu, 13 Oktober 2013
PENULISAN GELAR AKADEMIK
Oleh: Dr. Warsiman, M.Pd.1
Kendati hanya persoalan kecil, tetapi kebanyakan orang tidak memahami penulisan gelar yang benar. Penulisan gelar sejatinya tidaklah sesulit yang dibayangkan, tetapi juga tidak segampang yang sering dilakukan oleh kebanyakan orang.
Berdasarkan aturan kebahasaan, penulisan gelar termasuk kategori pemahaman tentang singkatan. Singkatan adalah kependekkan yang berupa huruf atau gabungan huruf, baik dilafalkan huruf demi huruf maupun dilafalkan sesuai dengan bentuk lengkapnya. Selain itu, dalam buku pedoman umum ejaan yang disempurnakan (EYD), penulisan gelar juga secara intens disinggung, bahkan disertai beberapa contoh penulisan yang benar. Namun demikian, masyarakat masih saja banyak yang belum memahami dengan baik teknik penulisan gelar yang benar.
Sekarang, marilah kita analisis tentang penulisan gelar ini, agar kita tidak lagi menemui kesulitan di kemudian hari.
Jika dianalisis kata per kata, penulisan gelar dapat dinalar melalui teori singkatan. Sebagai misal, penulisan gelar sarjana pendidikan, yang ditulis benar, Sarjana Pendidikan (S.Pd.), dan ditulis di belakang nama penyandang gelar. Huruf “S“ pada kata sarjana, ditulis dengan huruf besar dan diakhiri dengan tanda titik, merupakan satu kata. Kemudian, huruf “P” ditulis dengan huruf besar, tetapi huruf “D” ditulis dengan huruf kecil dan diakhiri dengan tanda titik. Huruf “D” ditulis dengan huruf kecil karena posisinya sebagai bagian dari rangkaian satu kata dengan huruf “P” yang merupakan kepanjangan dari kata “pendidikan”. Demikian pula singkatan-singkatan gelar lain yang sejenis dengan contoh tersebut, juga akan mengalami proses kebahasaan yang sama.
Lain halnya dengan singkatan pada gelar yang tanpa menyertakan huruf peluncur sebagai bagian dari rangkaian satu kata. Sebagai misal, penulisan gelar sarjana hukum, sarjana ekonomi, dan sarjana pertanian. Jika disingkat, ketiga contoh gelar tersebut hanya terdiri dari huruf awal, dan tanpa menyertakan huruf peluncur yang merupakan bagian dari rangkaian kata, sehingga penulisannya pun terdiri atas huruf per huruf serta masing-masing ditandai dengan tanda baca titik. Dengan demikian, penulisan gelar sarjana hukum, ditulis di belakang nama penyandang gelar dengan singkatan: S.H., sarjana ekonomi ditulis S.E., dan sarjana pertanian ditulis S.P.. Penulisan-penulisan gelar lain yang sejenis dengan contoh tersebut, dan yang hanya terdiri dari dua huruf atau lebih tanpa disertai dengan huruf peluncur sebagai bagian dari rangkaian kata, harus mengikuti pola penulisan tersebut.
Berikut ini contoh-contoh penulisan gelar yang benar.
Gelar Sarjana
S.Ag. (Sarjana Agama)
S.Pd. (Sarjana Pendidikan)
S.Si. (Sarjana Sains)
S.Psi. (Sarjana Psikologi)
S.Hum. (Sarjana Humaniora)
S.Kom. (Sarjana Komputer)
S.Sn. (Sarjana Seni)
S.Pt. (Sarjana Peternakan)
S.Ked. (Sarjana Kedokteran)
S.Th.I. (Sarjana Theologi Islam)
S.Kes. (Sarjana Kesehatan)
S.Sos. (Sarjana Sosial)
S.Kar. (Sarjana Karawitan)
S.Fhil. (Sarjana Fhilsafat)
S.T. (Sarjana Teknik)
S.P. (Sarjana Pertanian)
S.S. (Sarjana Sastra)
S.H. (Sarjana Hukum)
S.E. (Sarjana Ekonomi)
S.Th.K. (Sarjana Theologi Kristen)
S.I.P. (Sarjana Ilmu Politik)
S.K.M. (Sarjana Kesehatan Masyarakat)
S.H.I. (Sarjana Hukum Islam)
S.Sos.I. (Sarjana Sosial Islam)
S.Fil.I. (Sarjana Filsafat Islam)
S.Pd.I. (Sarjana Pendidikan Islam), dsb.
Gelar Magister
M.Ag. (Magister Agama)
M.Pd. (Magister Pendidikan)
M.Si. (Magister Sains)
M.Psi. (Magister Psikologi)
M.Hum. (Magister Humaniora)
M.Kom. (Magister Komputer)
M.Sn. (Magister Seni)
M.T. (Magister Teknik)
M.H. (Magister Hukum)
M.M. (Magister Manajemen)
M.Kes. (Magister Kesehatan)
M.P. (Magister Pertanian)
M.Fhil. (Magister Fhilsafat)
M.E. (Magister Ekonomi)
M.H.I. (Magister Hukum Islam)
M.Fil.I. (Magister Filsafat Islam)
M.E.I. (Magister Ekonomi Islam)
M.Pd.I. (Magister Pendidikan Islam), dsb.
S.Th.K. (Sarjana Theologi Kristen)
Gelar Sarjana Muda Luar Negeri
B.A. (Bechelor of Arts)
B.Sc. (Bechelor of Science)
B.Ag. (Bechelor of Agriculture)
B.E. (Bechelor of Education)
B.D. (Bechleor of Divinity)
B.Litt. (Bechelor of Literature)
B.M. (Bechelor of Medicine)
B.Arch. (Bechelor of Architrcture), dsb.
Gelar Master Luar Negeri
M.A. (Master of Arts)
M.Sc. (Master of Science)
M.Ed. (Master of Education)
M.Litt. (Master of Literature)
M.Lib. (Master of Library)
M.Arch. (Master of Architecture)
M.Mus. (Master of Music)
M.Nurs. (Master of Nursing)
M.Th. (Master of Theology)
M.Eng. (Master of Engineering)
M.B.A. (Master of Business Administration)
M.F. (Master of Forestry)
M.F.A. (Master of Fine Arts)
M.R.E. (Master of Religious Ediucation)
M.S. (Mater of Science)
M.P.H. (Master of Public Health), dsb.
Gelar Doktor Dalam Negeri
Penulisan gelar doktor dalam negeri pun sering tidak dipahami dengan benar oleh kebanyakan orang, padahal jika kita mampu menganalisis, tidaklah sulit untuk dapat menemukan jawabannya.
Penulisan gelar doktor dalam negeri sama dengan penulisan gelar-gelar yang lain. Karena huruf “D” dan “R” merupakan rangkaian satu kata, maka penulisan gelar doktor yang benar adalah: Dr. (Doktor), dan ditulis di depan nama penyandang gelar. Huruf “D” ditulis dengan huruf besar, dan huruf “R” ditulis dengan huruf kecil, dan diakhiri dengan tanda titik pula.
Selain itu, di Indonesia juga memberlakukan sebutan profesional untuk program diploma. Aturan main penulisan sebutan profesional dalam negeri untuk program diploma ditulis di belakang nama penyandang sebutan profesional tersebut. Perhatikan beberapa sebutan profesional program diploma dalam negeri sebagai berikut.
Program diploma satu (D1) sebutan profesional ahli pratama, disingkat (A.P.);
Program diploma dua (D2) sebutan profesional ahli muda, disingkat (A.Ma.);
Program diploma tiga (D3) sebutan profesional ahli madya, disingkat (A.Md.); dan
Program diploma empat (D4) sebutan profesional ahli, disingkat (A.).
Akhir-akhir ini sebutan profesional untuk program diploma, sebagaimana yang tertera itu, cenderung diikuti oleh ilmu keahlian yang dimiliki. Sebagai misal, sebutan profesional untuk ahli muda kependidikan disingkat A.Ma.Pd., ahli madya keperawatan disingkat A.Md.Per., ahli madya kesehatan disingkat A.Md.Kes., ahli madya kebidanan disingkat A.Md.Bid., dan ahli madya pariwisata disingkat A.Md.Par.
Selanjutnya, banyak orang bertanya-tanya tentang beberapa gelar doktor luar negeri yang tidak mereka pahami maksudnya, juga tidak mereka ketahui cara penulisannya, sehingga banyak diantara mereka hanya dapat memperkirakan maksud, dan demikian pula cara penulisannya. Karena berdasarkan perkiraan belaka, maka banyak diantara mereka salah menebak maksud serta cara penulisannya.
Penulisan gelar doktor, master, dan sarjana muda dari luar negeri, ditulis di belakang nama penyandang gelar. Sebagaimana penulisan gelar-gelar dalam negeri, penulisan gelar dari luar negeri pun sama. Untuk dapat memahami penulisan yang benar, kita perlu menganalisis kata per kata sebagaimana cara menganalisis kata per kata pada penulisan gelar dalam negeri. Sebagai misal, gelar doctor of philosophy, yang ditulis benar [Ph.D.]. Huruf “P” ditulis dengan huruf besar, tetapi huruf “H” ditulis dengan huruf kecil, dan diakhiri dengan tanda titik. Huruf “H” ditulis dengan huruf kecil karena posisinya sebagai bagian dari rangkaian satu kata dengan huruf “P” yang merupakan kepanjangan dari kata philosophy, sedangkan huruf “D” ditulis dengan huruf besar sebagai singkatan dari kata doctor, dan diakhiri dengan tanda titik.
Perhatikan beberapa gelar doktor luar negeri yang sering kita jumpai di Indonesia, dan contoh penulisannya:
Ph.D. (Doctor of Philosophy); => Sigit Sugito, Ph.D.
Ed.D. (Doctor of Education); => Sigit Sugito, Ed.D.
Sc.D. (Doctor of Science); => Sigit Sugito, Sc.D.
Th.D. (Doctor of Theology); => Sigit Sugito, Th.D.
Pharm.D. (Doctor of Pharmacy); => Sigit Sugito, Pharm.D.
D.P.H. (Doctor of Public Health); => Sigit Sugito, D.P.H.
D.L.S. (Doctor of Library Science); => Sigit Sugito, D.L.S.
D.M.D. (Doctor of Dental Medicince); => Sigit Sugito, D.M.D.
J.S.D. (Doctor of Science of Jurisprudence). => Sigit Sugito, J.S.D., dsb.
Tambahan lagi, penulisan gelar ganda yang kedua gelar tersebut berada di belakang nama penyandang gelar, juga perlu memperhatikan teknik penulisan yang benar. Bahwasanya, selama ini kita sering menjumpai bahkan mungkin, menjadi pelaku sendiri penulisan gelar ganda yang tidak memperhatikan tata cara penulisan yang benar.
Tenik penulisan gelar ganda yang kedua-duanya berada di belakang nama penyandang gelar, banyak terkait dengan penggunaan tanda baca koma (,). Penulisan yang benar adalah setelah nama (penyandang gelar), dibubuhkan tanda koma (,) kemudian diikuti gelar yang pertama, ditulis dengan teknik penulisan yang benar, lalu dibubuhkan tanda koma untuk penulisan gelar yang kedua, dan seterusnya (jika ada gelar-gelar yang lain). Perhatikan beberapa contoh penulisan gelar ganda di bawah ini:
Endra Lesmana, S.Ag., S.H.
Endra Lesmana, S.Pd., S.S.
Endra Lesmana, S.Hum., S.Pd.I.
Jika penyandang gelar memiliki gelar lebih dari dua gelar, dan semuanya berada di belakang nama penyandang gelar, teknik penulisannya pun sama. Perhatikan pula beberapa contoh penulisan gelar yang lebih dari dua gelar di belakang nama penyandang gelar.
Imam Prasodjo, S.S., M.Hum., M.Pd.
Imam Prasodjo, S.Pd., S.S., M.Ed.
Imam Prasodjo, S.Ag., M.E.I., Ph.D.
Penulisan gelar dengan mengikuti nama penyandang gelar yang ditulis dengan huruf balok (kapital), gelar tetap ditulis sesuai dengan penulisan gelar yang benar. Jika gelar tersebut terdapat huruf peluncur sebagai bagian dari rangkaian satu kata, sebagai misal, gelar S.Ag., S.Pd., S.Pt., huruf g, d, dan t yang posisinya sebagai huruf peluncur dari rangkaian satu kata, tidak ditulis dengan huruf besar. Perhatikan beberapa contoh di bawah ini:
Ditulis Benar Ditulis Salah Juga Ditulis Salah
Hadi Mulya, S.Pd. HADI MULYA, S.PD. HADI MULYA, S.Pd.
Hadi Mulya, S.Ag. HADI MULYA, S.AG. HADI MULYA, S.Ag.
Hadi Mulya, S.Pt. HADI MULYA, S.PT. HADI MULYA, S.Pt.
Di dalam aturan kebahasaan, nama orang tidak dibenarkan ditulis dengan huruf balok (kapital), kecuali untuk kepentingan tertentu. Jika ditulis, huruf balok (kapital) hanya dibenarkan ditulis pada awal kata nama orang. Karena itu, penulisan gelar dengan mengikuti nama penyandang gelar yang sama-sama ditulis menggunakan huruf balok, tidak hanya salah, tetapi sudah salah kaprah
1 Dr. Warsiman, M.Pd. Dosen tetap Fakultas Adab, dosen Program Pascasarjana IAIN Sunan Ampel Surabaya, dan dosen Jurusan Bahasa Indonesia FPBS IKIP PGRI Bojonegoro
Kendati hanya persoalan kecil, tetapi kebanyakan orang tidak memahami penulisan gelar yang benar. Penulisan gelar sejatinya tidaklah sesulit yang dibayangkan, tetapi juga tidak segampang yang sering dilakukan oleh kebanyakan orang.
Berdasarkan aturan kebahasaan, penulisan gelar termasuk kategori pemahaman tentang singkatan. Singkatan adalah kependekkan yang berupa huruf atau gabungan huruf, baik dilafalkan huruf demi huruf maupun dilafalkan sesuai dengan bentuk lengkapnya. Selain itu, dalam buku pedoman umum ejaan yang disempurnakan (EYD), penulisan gelar juga secara intens disinggung, bahkan disertai beberapa contoh penulisan yang benar. Namun demikian, masyarakat masih saja banyak yang belum memahami dengan baik teknik penulisan gelar yang benar.
Sekarang, marilah kita analisis tentang penulisan gelar ini, agar kita tidak lagi menemui kesulitan di kemudian hari.
Jika dianalisis kata per kata, penulisan gelar dapat dinalar melalui teori singkatan. Sebagai misal, penulisan gelar sarjana pendidikan, yang ditulis benar, Sarjana Pendidikan (S.Pd.), dan ditulis di belakang nama penyandang gelar. Huruf “S“ pada kata sarjana, ditulis dengan huruf besar dan diakhiri dengan tanda titik, merupakan satu kata. Kemudian, huruf “P” ditulis dengan huruf besar, tetapi huruf “D” ditulis dengan huruf kecil dan diakhiri dengan tanda titik. Huruf “D” ditulis dengan huruf kecil karena posisinya sebagai bagian dari rangkaian satu kata dengan huruf “P” yang merupakan kepanjangan dari kata “pendidikan”. Demikian pula singkatan-singkatan gelar lain yang sejenis dengan contoh tersebut, juga akan mengalami proses kebahasaan yang sama.
Lain halnya dengan singkatan pada gelar yang tanpa menyertakan huruf peluncur sebagai bagian dari rangkaian satu kata. Sebagai misal, penulisan gelar sarjana hukum, sarjana ekonomi, dan sarjana pertanian. Jika disingkat, ketiga contoh gelar tersebut hanya terdiri dari huruf awal, dan tanpa menyertakan huruf peluncur yang merupakan bagian dari rangkaian kata, sehingga penulisannya pun terdiri atas huruf per huruf serta masing-masing ditandai dengan tanda baca titik. Dengan demikian, penulisan gelar sarjana hukum, ditulis di belakang nama penyandang gelar dengan singkatan: S.H., sarjana ekonomi ditulis S.E., dan sarjana pertanian ditulis S.P.. Penulisan-penulisan gelar lain yang sejenis dengan contoh tersebut, dan yang hanya terdiri dari dua huruf atau lebih tanpa disertai dengan huruf peluncur sebagai bagian dari rangkaian kata, harus mengikuti pola penulisan tersebut.
Berikut ini contoh-contoh penulisan gelar yang benar.
Gelar Sarjana
S.Ag. (Sarjana Agama)
S.Pd. (Sarjana Pendidikan)
S.Si. (Sarjana Sains)
S.Psi. (Sarjana Psikologi)
S.Hum. (Sarjana Humaniora)
S.Kom. (Sarjana Komputer)
S.Sn. (Sarjana Seni)
S.Pt. (Sarjana Peternakan)
S.Ked. (Sarjana Kedokteran)
S.Th.I. (Sarjana Theologi Islam)
S.Kes. (Sarjana Kesehatan)
S.Sos. (Sarjana Sosial)
S.Kar. (Sarjana Karawitan)
S.Fhil. (Sarjana Fhilsafat)
S.T. (Sarjana Teknik)
S.P. (Sarjana Pertanian)
S.S. (Sarjana Sastra)
S.H. (Sarjana Hukum)
S.E. (Sarjana Ekonomi)
S.Th.K. (Sarjana Theologi Kristen)
S.I.P. (Sarjana Ilmu Politik)
S.K.M. (Sarjana Kesehatan Masyarakat)
S.H.I. (Sarjana Hukum Islam)
S.Sos.I. (Sarjana Sosial Islam)
S.Fil.I. (Sarjana Filsafat Islam)
S.Pd.I. (Sarjana Pendidikan Islam), dsb.
Gelar Magister
M.Ag. (Magister Agama)
M.Pd. (Magister Pendidikan)
M.Si. (Magister Sains)
M.Psi. (Magister Psikologi)
M.Hum. (Magister Humaniora)
M.Kom. (Magister Komputer)
M.Sn. (Magister Seni)
M.T. (Magister Teknik)
M.H. (Magister Hukum)
M.M. (Magister Manajemen)
M.Kes. (Magister Kesehatan)
M.P. (Magister Pertanian)
M.Fhil. (Magister Fhilsafat)
M.E. (Magister Ekonomi)
M.H.I. (Magister Hukum Islam)
M.Fil.I. (Magister Filsafat Islam)
M.E.I. (Magister Ekonomi Islam)
M.Pd.I. (Magister Pendidikan Islam), dsb.
S.Th.K. (Sarjana Theologi Kristen)
Gelar Sarjana Muda Luar Negeri
B.A. (Bechelor of Arts)
B.Sc. (Bechelor of Science)
B.Ag. (Bechelor of Agriculture)
B.E. (Bechelor of Education)
B.D. (Bechleor of Divinity)
B.Litt. (Bechelor of Literature)
B.M. (Bechelor of Medicine)
B.Arch. (Bechelor of Architrcture), dsb.
Gelar Master Luar Negeri
M.A. (Master of Arts)
M.Sc. (Master of Science)
M.Ed. (Master of Education)
M.Litt. (Master of Literature)
M.Lib. (Master of Library)
M.Arch. (Master of Architecture)
M.Mus. (Master of Music)
M.Nurs. (Master of Nursing)
M.Th. (Master of Theology)
M.Eng. (Master of Engineering)
M.B.A. (Master of Business Administration)
M.F. (Master of Forestry)
M.F.A. (Master of Fine Arts)
M.R.E. (Master of Religious Ediucation)
M.S. (Mater of Science)
M.P.H. (Master of Public Health), dsb.
Gelar Doktor Dalam Negeri
Penulisan gelar doktor dalam negeri pun sering tidak dipahami dengan benar oleh kebanyakan orang, padahal jika kita mampu menganalisis, tidaklah sulit untuk dapat menemukan jawabannya.
Penulisan gelar doktor dalam negeri sama dengan penulisan gelar-gelar yang lain. Karena huruf “D” dan “R” merupakan rangkaian satu kata, maka penulisan gelar doktor yang benar adalah: Dr. (Doktor), dan ditulis di depan nama penyandang gelar. Huruf “D” ditulis dengan huruf besar, dan huruf “R” ditulis dengan huruf kecil, dan diakhiri dengan tanda titik pula.
Selain itu, di Indonesia juga memberlakukan sebutan profesional untuk program diploma. Aturan main penulisan sebutan profesional dalam negeri untuk program diploma ditulis di belakang nama penyandang sebutan profesional tersebut. Perhatikan beberapa sebutan profesional program diploma dalam negeri sebagai berikut.
Program diploma satu (D1) sebutan profesional ahli pratama, disingkat (A.P.);
Program diploma dua (D2) sebutan profesional ahli muda, disingkat (A.Ma.);
Program diploma tiga (D3) sebutan profesional ahli madya, disingkat (A.Md.); dan
Program diploma empat (D4) sebutan profesional ahli, disingkat (A.).
Akhir-akhir ini sebutan profesional untuk program diploma, sebagaimana yang tertera itu, cenderung diikuti oleh ilmu keahlian yang dimiliki. Sebagai misal, sebutan profesional untuk ahli muda kependidikan disingkat A.Ma.Pd., ahli madya keperawatan disingkat A.Md.Per., ahli madya kesehatan disingkat A.Md.Kes., ahli madya kebidanan disingkat A.Md.Bid., dan ahli madya pariwisata disingkat A.Md.Par.
Selanjutnya, banyak orang bertanya-tanya tentang beberapa gelar doktor luar negeri yang tidak mereka pahami maksudnya, juga tidak mereka ketahui cara penulisannya, sehingga banyak diantara mereka hanya dapat memperkirakan maksud, dan demikian pula cara penulisannya. Karena berdasarkan perkiraan belaka, maka banyak diantara mereka salah menebak maksud serta cara penulisannya.
Penulisan gelar doktor, master, dan sarjana muda dari luar negeri, ditulis di belakang nama penyandang gelar. Sebagaimana penulisan gelar-gelar dalam negeri, penulisan gelar dari luar negeri pun sama. Untuk dapat memahami penulisan yang benar, kita perlu menganalisis kata per kata sebagaimana cara menganalisis kata per kata pada penulisan gelar dalam negeri. Sebagai misal, gelar doctor of philosophy, yang ditulis benar [Ph.D.]. Huruf “P” ditulis dengan huruf besar, tetapi huruf “H” ditulis dengan huruf kecil, dan diakhiri dengan tanda titik. Huruf “H” ditulis dengan huruf kecil karena posisinya sebagai bagian dari rangkaian satu kata dengan huruf “P” yang merupakan kepanjangan dari kata philosophy, sedangkan huruf “D” ditulis dengan huruf besar sebagai singkatan dari kata doctor, dan diakhiri dengan tanda titik.
Perhatikan beberapa gelar doktor luar negeri yang sering kita jumpai di Indonesia, dan contoh penulisannya:
Ph.D. (Doctor of Philosophy); => Sigit Sugito, Ph.D.
Ed.D. (Doctor of Education); => Sigit Sugito, Ed.D.
Sc.D. (Doctor of Science); => Sigit Sugito, Sc.D.
Th.D. (Doctor of Theology); => Sigit Sugito, Th.D.
Pharm.D. (Doctor of Pharmacy); => Sigit Sugito, Pharm.D.
D.P.H. (Doctor of Public Health); => Sigit Sugito, D.P.H.
D.L.S. (Doctor of Library Science); => Sigit Sugito, D.L.S.
D.M.D. (Doctor of Dental Medicince); => Sigit Sugito, D.M.D.
J.S.D. (Doctor of Science of Jurisprudence). => Sigit Sugito, J.S.D., dsb.
Tambahan lagi, penulisan gelar ganda yang kedua gelar tersebut berada di belakang nama penyandang gelar, juga perlu memperhatikan teknik penulisan yang benar. Bahwasanya, selama ini kita sering menjumpai bahkan mungkin, menjadi pelaku sendiri penulisan gelar ganda yang tidak memperhatikan tata cara penulisan yang benar.
Tenik penulisan gelar ganda yang kedua-duanya berada di belakang nama penyandang gelar, banyak terkait dengan penggunaan tanda baca koma (,). Penulisan yang benar adalah setelah nama (penyandang gelar), dibubuhkan tanda koma (,) kemudian diikuti gelar yang pertama, ditulis dengan teknik penulisan yang benar, lalu dibubuhkan tanda koma untuk penulisan gelar yang kedua, dan seterusnya (jika ada gelar-gelar yang lain). Perhatikan beberapa contoh penulisan gelar ganda di bawah ini:
Endra Lesmana, S.Ag., S.H.
Endra Lesmana, S.Pd., S.S.
Endra Lesmana, S.Hum., S.Pd.I.
Jika penyandang gelar memiliki gelar lebih dari dua gelar, dan semuanya berada di belakang nama penyandang gelar, teknik penulisannya pun sama. Perhatikan pula beberapa contoh penulisan gelar yang lebih dari dua gelar di belakang nama penyandang gelar.
Imam Prasodjo, S.S., M.Hum., M.Pd.
Imam Prasodjo, S.Pd., S.S., M.Ed.
Imam Prasodjo, S.Ag., M.E.I., Ph.D.
Penulisan gelar dengan mengikuti nama penyandang gelar yang ditulis dengan huruf balok (kapital), gelar tetap ditulis sesuai dengan penulisan gelar yang benar. Jika gelar tersebut terdapat huruf peluncur sebagai bagian dari rangkaian satu kata, sebagai misal, gelar S.Ag., S.Pd., S.Pt., huruf g, d, dan t yang posisinya sebagai huruf peluncur dari rangkaian satu kata, tidak ditulis dengan huruf besar. Perhatikan beberapa contoh di bawah ini:
Ditulis Benar Ditulis Salah Juga Ditulis Salah
Hadi Mulya, S.Pd. HADI MULYA, S.PD. HADI MULYA, S.Pd.
Hadi Mulya, S.Ag. HADI MULYA, S.AG. HADI MULYA, S.Ag.
Hadi Mulya, S.Pt. HADI MULYA, S.PT. HADI MULYA, S.Pt.
Di dalam aturan kebahasaan, nama orang tidak dibenarkan ditulis dengan huruf balok (kapital), kecuali untuk kepentingan tertentu. Jika ditulis, huruf balok (kapital) hanya dibenarkan ditulis pada awal kata nama orang. Karena itu, penulisan gelar dengan mengikuti nama penyandang gelar yang sama-sama ditulis menggunakan huruf balok, tidak hanya salah, tetapi sudah salah kaprah
1 Dr. Warsiman, M.Pd. Dosen tetap Fakultas Adab, dosen Program Pascasarjana IAIN Sunan Ampel Surabaya, dan dosen Jurusan Bahasa Indonesia FPBS IKIP PGRI Bojonegoro
Langganan:
Postingan (Atom)